BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID – Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Pasar Induk Gede Bage kini tak lagi identik dengan tumpukan sampah berhari-hari. Berkat pengelolaan yang dilakukan Prosignal Karya Lestari, sedikitnya 11–15 ton sampah per hari berhasil diolah, menjadikan pasar ini salah satu contoh sukses pengelolaan sampah terpadu di Kota Bandung.
Direktur Utama Prosignal Karya Lestari, Aldi Ridwansyah, mengatakan pihaknya berkomitmen memaksimalkan pengolahan sampah organik di TPS Gede Bage, khususnya sampah dari pasar.
“Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada tumpukan sampah seperti dulu. Kalau ada timbulan, itu sampah baru, bukan yang sudah tiga hari atau seminggu lalu,” kata Aldi, Selasa (12/8/2025).
Selain sampah dari pedagang pasar, TPS Gede Bage juga menerima kiriman sampah dari wilayah luar, seperti Pasar Ujung Berung, pedagang pasar tumpah, dan beberapa kelurahan di sekitarnya, di antaranya Cepadung Wetan dan Mekarmulya.
Rata-rata setiap RW menyumbang sekitar 400 kilogram per hari, dan semua sampah tersebut diolah secara gratis, karena biaya operasional ditanggung pemerintah melalui skema tipping fee.
Aldi menjelaskan, teknologi biodrying menjadi kunci keberhasilan TPS Gede Bage dalam mengolah sampah tanpa menimbulkan bau menyengat. Sampah yang sudah melalui proses ini kemudian dipilah untuk dimanfaatkan kembali.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Genjot Optimalisasi Pengelolaan Sampah di TPST Gedebage
Sementara itu, Direktur Business Development Prosignal, Ali Yusuf, menambahkan pengolahan sampah di TPS Gede Bage menghasilkan berbagai produk bernilai jual seperti kompos cair, kompos padat, cocopeat, dan cocofiber dari sabut kelapa.
“Serabut kelapa di Gede Bage saja bisa mencapai 2–3 ton per hari. Selama ini kami jual putus ke perusahaan, tapi mulai September nanti kami akan mengembangkan produk bernilai tinggi dengan melibatkan UMKM lokal,” ujarnya.
Ali menegaskan, langkah ini merupakan bagian dari visi pihaknya untuk tidak sekadar menjadi pengelola sampah, tetapi juga motor penggerak ekonomi sirkular yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat. Prosignal akan menyuplai bahan baku kepada UMKM, sementara produk jadi dijual oleh UMKM dengan sistem profit sharing.
Harga kompos yang dihasilkan bervariasi, mulai Rp2.000 hingga Rp5.000 per kilogram, tergantung komposisi dan permintaan pasar.
“Kami terbuka untuk semua UMKM, khususnya di Bandung, yang ingin bekerja sama. Bisa langsung datang ke kantor, bahkan kalau cocok, hari itu juga bisa langsung tanda tangan kontrak,” pungkasnya.
Dengan model ini, TPS Pasar Gede Bage bukan hanya mengurai masalah sampah, tetapi juga menciptakan peluang usaha, membuka lapangan kerja, dan memperkuat rantai ekonomi sirkular dari hulu hingga hilir.
(Kyy/Budis)