BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar mengungkapkan salah satu inovasi untuk menurunkan harga obat adalah percepatan pengesahan obat impor.
“Karena sudah mengikuti standar yang berlaku internasional maka tidak perlu lagi diuji di sini,” kata Taruna, usai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Menurutnya hampir 94 persen obat yang diproduksi di Indonesia menggunakan bahan baku impor. Ia menilai kondisi ini menyulitkan upaya agar harga obat terjangkau, sehingga Taruna mengungkapkan kondisi ini perlu adanya perubahan.
Oleh karena itu, ia menyoroti potensi inovasi dalam hal regulasi, proses, percepatan, dan pengesahan obat, karena beberapa obat seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disetujui.
Taruna menambahkan obat-obatan tersebut sudah melalui uji coba di negara lain dan memiliki sertifikat FDA, karena standar di Indonesia dan Amerika sebagian besar sudah serupa.
Kepala BPOM tersebut juga menjelaskan di sektor makanan dan minuman, banyak produk yang muncul dari rekayasa genetika, seperti daging yang sekarang dapat dikembangkan dengan beternak sel, berbeda dari cara tradisional sebelumnya. Ia menegaskam hal tersebut adalah bagian dari inovasi dan Indonesia juga memiliki potensi untuk melakukan hal serupa, mengingat negara ini telah lama memproduksi jamu.
Ia menyebutkan jamu merupakan produk herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti kurkumin dan kunyit. Pendapatanya, bahan-bahan lokal ini memiliki potensi anti-inflamasi yang perlu pengembangan lebih lanjut.
BACA JUGA: BPJS Belum Sediakan Obat Trastuzumab Untuk Pasien Kanker, Kendala Birokrasi?
Sebelumnya, usai pelantikan Taruna mengungkapkan akan berinovasi agar obat di Indonesia lebih ramah dan terjangkau.
(Virdiya/Aak)