BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Oknum ustadz atau guru ngaji di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat, diduga melakukan pencabulan terhadap sejumlah gadis dengan modus pengobatan alternatif dan kebatinan.
Menurut korban yang tidak ingin disebutkan identitasnya, mengungkapkan oknum guru ngaji tersebut awalnya menanyakan konsisi kesehatan korban dan mengajak curhat terkait masalah fisik yang sedang dirasakan korban. Ia juga mengaku aksi pencabulan tersebut berlangsung sejak 2025.
“Saya awalnya ngaji di tempatnya. Karena memang guru ngaji. Tapi kemudian sering kali nanya ada yang kerasa atau tidak. Ya saya jelasin aja suka sesak karena memang saya ada penyakit lambung,” ungkapnya, dikutip Rabu (14/5/2025).
Kemudian, ia mengatakan pelaku melakukan terapi dengan memijat bagian dada korban.
“Memang terkenalnya di sini suka jalanin pengobatan alternatif dan kebatinan gitu. Saya kemudian dipijat. Awalnya dipijat biasa, tapi lama kelamaan jadi meraba bagian dada,” jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, pelaku terus mengulangi aksinya dengan menanyakan kondisi kesehatan korban, khususnya yang berkaitan dengan sistem reproduksi atau organ kelamin.
“Bilangnya selalu ada masalah keputihan ya, banyak keputihannya. Atau sering kali syahwat ke lawan jenis. Padahal tidak ada apa-apa di saya,” kata dia.
Menurutnya, pelaku bahkan meminta korban untuk melepas pakaian dan hanya memakai sehelai kain dengan alasan agar proses terapi lebih mudah dilakukan.
“Jadi memang bukan sekali, dari saya SMP sampai SMK modusnya begitu. Awalnya pakai baju sampai hanya disuruh pakai kain sarung gitu,” ungkapnya.
Pelaku pun melakukan pelecehan dengan meraba seluruh tubuh hingga bagian kemaluan korban. “Yang terakhir alasannya untuk memastikan syahwat supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang dengan lawan jenis. Sampai diraba bagian kelamin. Karena saya masih kecil, jadi tidak berani melawan hanya menurut,” tuturnya.
Dia pun akhirnya berani berbicara beberapa waktu lalu ke keluarganya, jika selama ini telah mengalami pelecehan seksual oleh oknum guru ngaji tersebut. “Dulu takut, tapi kemudian saya beranikan diri buat cerita ke keluarga. Syok semuanya mendengar itu,” ungkapnya.
Bahkan, dia mengungkapkan korban pencabulan bukan hanya dirinya tapi beberapa perempuan yang menjadi teman mengajinya.
“Saya penasaran nanya ke teman-teman yang lain. Ternyata hampir semua sama, mengalami pelecehan. Bahkan ada yang adik tingkat saya itu tidak hanya diraba tapi sampai diminta untuk oral,” kata dia.
Ia bersama tujuh korban lainnya mengaku sudah melaporkan aksi pencabulan tersebut ke polisi. Sedangkan, sisanya masih takut.
Baca Juga:
Mahasiswa di Ciamis Diduga Lakukan Pencabulan Terhadap 13 Anak Laki-laki di Bawah Umur
Sidang Perdana Kasus Pencabulan Mario Dandy Digelar Hari Ini
“Sudah dilaporkan. Yang mau melapor ada tujuh korban, sisanya masih takut. Kalau dijumlah korbannya bisa lebih dari 20 orang. Tapi masih takut untuk melapor karena sosok guru ngaji ini memang disegani. Saya berharap pelaku bisa diproses hukum dan ada keadilan untuk para korban,” ujarnya.
Di sisi lain, Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut.
“Laporan sudah kami terima, 7 orang korban sudah kami mintai keterangan. Terlapor sudah diundang untuk dimintai keterangan juga namun pengacaranya menghubungi tidak bisa hadir dan meminta jadwal ulang. Kami pastikan laporan kasus ini akan diproses,” jelas Tono.
(Virdiya/Usk)