BANDUNG,TM.ID: Film Pasar Setan disutradarai oleh Wisnu Surya Pratama mengadaptasi cerita legenda yang berakar dari daerah Gunung Salak. Dalam film ini, berbagai konflik dan peristiwa terjadi, namun memunculkan sorotan pada sosok hantu yang berada di Pasar Setan.
Salah satu karakter utama yang menarik di film Pasar Setan adalah Nyi Salimah, yang diperankan oleh Agni Pratistha. Kehadirannya yang misterius sejak awal film menjadi pusat perhatian banyak penonton.
1. Profil Nyi Salimah
Nyi Salimah adalah seorang perempuan yang penuh dendam dan memiliki posisi strata yang tinggi. Meskipun identitas sebenarnya tersembunyi di balik misteri, Nyi Salimah menunjukkan kekuatan dan keanggunannya di akhir cerita.
Kolaborasi antara Agni Pratistha dan Wisnu Surya Pratama berhasil menciptakan versi terbaik dari karakter Nyi Salimah yang mengesankan.
2. Karakteristik Visual
Nyi Salimah merupakan karakter yang sangat kental dengan unsur-unsur budaya Indonesia dari segi penampilan. Dalam film horor Indonesia, palet warna yang digunakan biasanya terdiri dari hitam, putih, dan merah. Namun, untuk memberikan kesan kuat pada karakter Nyi Salimah, Wisnu Surya Pratama memilih warna ungu.
Penggunaan veil juga menjadi salah satu elemen yang menguatkan kesan misterius Nyi Salimah, yang kemudian terungkap secara bertahap seiring berjalannya cerita.
BACA JUGA: Sinopsis Film Pasar Setan, Tayang Hari Ini 29 Februari!
3. Misteri Nyi Salimah
Wisnu Surya Pratama menyatakan bahwa karakter Nyi Salimah memiliki ciri khas yang unik dan menyimpan kisah misterius. Banyak aspek dalam keberadaan Nyi Salimah yang masih menimbulkan banyak pertanyaan bagi para penonton.
Liontin milik Nyi Salimah memiliki peran penting dalam mengembangkan cerita. Warna merah yang terinspirasi dari batu ruby, menjadi sebuah signature yang mengikatkan cerita dalam keseluruhan alur.
4. Pembuatan Karakter Nyi Salimah
Proses pembuatan tampilan makeup ikonik untuk Nyi Salimah membutuhkan waktu yang cukup lama agar sesuai dengan karakternya. Agni Pratistha mengungkapkan bahwa proses berdandan menjadi Nyi Salimah memakan waktu berjam-jam, menunjukkan dedikasi dan totalitasnya dalam memahami karakter Nyi Salimah.
(Kaje/Usk)