BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Di tengah gempita Britpop, band asal Inggris Blur pernah mengambil langkah berbeda. Lewat lagu “Out of Time” yang dirilis pada 2003, Blur menyuguhkan sisi yang lebih tenang, reflektif, dan penuh kontemplasi. Lagu ini dianggap sebagai salah satu karya paling spiritual dan filosofis dalam katalog mereka.
“Out of Time” merupakan bagian dari album Think Tank, yang dirilis saat Blur berada di fase transisi penting. Gitaris Graham Coxon memutuskan keluar dari band, sementara sang vokalis Damon Albarn mulai mengeksplorasi tema politik global, musik Afrika Utara, hingga kegelisahan eksistensial.
Secara musikal, lagu ini meninggalkan nuansa khas Britpop yang membesarkan nama Blur. Tidak ada hentakan drum agresif ataupun riff gitar yang membakar. Sebagai gantinya, “Out of Time” diisi dengan pola bass minimalis, ketukan drum pelan, dan vokal Albarn yang lirih. Atmosfernya lebih menyerupai meditasi daripada konser rock.
Lirik lagu ini menyentuh tema ketergesaan hidup modern dan krisis spiritualitas manusia urban.
“And you’ve been so busy lately
That you haven’t found the time
To open up your mind
And watch the world spinning gently out of time.”
Alih-alih bersenang-senang di klub malam Camden Town, lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenung—tentang waktu, tentang kehilangan makna hidup, hingga tentang dunia yang bergerak terlalu cepat tanpa memberi ruang untuk bernapas.
Damon Albarn, yang dikenal sebagai wajah dari Britpop generasi 1990-an, terdengar sangat berbeda di sini. Ia tidak sedang menyanyikan lagu cinta atau menyindir budaya populer, tetapi justru menyampaikan perenungan filosofis dalam nada lembut. Dalam lagu ini, Albarn lebih menyerupai penyair urban yang sedang menatap kekacauan dunia dengan pasrah.
Baca Juga:
Damon Albarn Akui Oasis Menang Telak dalam Perang Britpop
Konser Reuni Oasis Berhasil, Tapi Kolaborasi dengan Adidas Banjir Kritik dan Drama!
“Out of Time” juga mencerminkan transformasi sonik Blur yang mulai menjauh dari akar Britpop mereka. Ini adalah momen ketika band tersebut memilih untuk tidak berteriak, melainkan berbicara dengan lirih. Justru dari keheningan itu, muncul kedalaman makna.
Banyak pengamat musik menilai “Out of Time” sebagai bentuk spiritualitas sekuler—suatu perenungan tentang kehampaan modernitas yang tak bisa diselesaikan dengan kebisingan musik atau glamor kehidupan metropolitan.
Jika “Song 2” adalah simbol energi meledak-ledak Blur, maka “Out of Time” menjadi pelukan diam yang hangat di tengah malam yang sunyi. Lagu ini menjadi pengingat bahwa terkadang, dalam diam, kita menemukan diri kita sendiri.
(Dist)