BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, kunjungan resmi Perdana Menteri China, Li Qiang, ke Indonesia membawa dampak signifikan dalam bentuk komitmen investasi senilai US$ 10 miliar yang mulai direalisasikan.
Rosan menekankan bahwa kunjungan PM China tersebut tidak semata bersifat seremoni diplomatik, melainkan telah menghasilkan bentuk kerja sama dan investasi konkret yang menguatkan hubungan bilateral kedua negara.
“Investasi tersebut sudah mulai berjalan dan mencakup sejumlah sektor strategis,” tambah Rosan mengutip Antara.
Baca Juga:
Batal Investasi Rp11 Triliun, LG Energy Solution Tinggalkan Indonesia, Ini Kata Pakar
Investasi Rp2 Triliun, Proyek PLTB Cirebon Diharapkan Dorong Transisi Energi Nasional
Proyek-proyek strategis yang tengah dijalankan mencakup bidang transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, hingga sektor kimia. Selain itu, kunjungan ini juga membuka peluang baru dalam sektor-sektor lain yang dinilai memiliki potensi besar bagi penguatan ekonomi nasional.
Rosan menjelaskan bahwa kerja sama tersebut merupakan kolaborasi lintas entitas, melibatkan perusahaan swasta, BUMN, dan mitra asing dalam berbagai inisiatif pembangunan industri.
“Yang baru ini sifatnya lintas sektor, mulai dari gerbong kereta api, industri baterai kendaraan listrik, hingga industri kimia. Kami akan mengawal realisasinya agar sesuai harapan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen memperluas kerja sama ekonomi dengan Tiongkok sebagai bagian dari strategi mempercepat hilirisasi sumber daya alam dan memperkuat ketahanan industri nasional.
Menanggapi isu-isu geopolitik termasuk hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat, Rosan menyampaikan bahwa pendekatan Indonesia tetap konsisten pada kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Kita akan lebih fokus untuk pembahasan penguatan kolaborasi dua negara,” katanya. (usamah kustiawan)