BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Kota Bandung yang berstatus ibu kota Provinsi Jawa Barat kembali meraih pencapaian baru. Setelah sempat bergelut dengan masalah sampah, kini Kota Bandung dinobatkan sebagai Kota termacet ke-12 di dunia.
Data tersebut merujuk pada hasil penelitian TomTom Traffic Index 2024 yang dilakukan di 500 kota di 62 negara dari 6 benua. Variable yang digunakan pun mengacu pada waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan.
Berdasarkan data TomTom Traffic Index 2024, Bandung berada di posisi ke-12 kota termacet di dunia. Sedangkan Medan berada di posisi ke-15.
Sedangkan peringkat pertama diduduki Barranquilla, Kolombia. Sebelumnya pada TomTom Traffic Index 2023, posisi pertama diduduki London, Inggris, yang kini berada di posisi ke-5.
Pada data indeks tersebut, tercatat rata-rata waktu bepergian di Bandung per 10 km memakan waktu 32 menit 37 detik. Sedangkan waktu yang hilang per tahun karena macet sebesar 108 jam per tahun.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Asep Kuswara mengungkapkan, tingginya penggunaan kendaraan pribadi menjadi salah satu penyebab kemacetan yang tinggi di Kota Bandung.
“Salah satunya itu, mudah-mudahan nanti dengan adanya transportasi publik baru bisa mengurai kemacetan. Mungkin orang akan beralih ke transportasi publik memang ada penyebabnya kemacetan di Bandung ini, tapi kita juga sudah siapkan solusinya,” kata Asep Kuswara, Sabtu (18/1/2025).
Adapun transportasi baru yang dimaksud adalah Layanan transportasi publik Metro Jabar Trans (MJT) yang resmi beroperasi sejak 1 Januari 2025.
MJT merupakan hasil rebranding dari Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang kini telah melayani 6 rute/koridor.
Memiliki 85 unit kendaraan, MJT diharapkan menjadi solusi permasalahan kemacetan khususnya di kawasan aglomerasi Bandung Raya.
Adapun keenam rute eksisting tersebut antara lain:
1. Leuwipanjang – Soreang
2. Kota Baru Parahyangan – Alun-alun Bandung
3. BEC – Baleendah
4. Leuwipanjang – Dago
5. Dago – Jatinangor
6. Leuwipanjang – Majalaya.
Tarif Metro Jabar Trans ditetapkan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, yakni Rp 4.900 untuk penumpang umum dan Rp 2.000 untuk pelajar dan lanjut usia.
“Ini kita harapkan bisa mengurangi tingkat kemacetan dengan mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi publik. Dari segi tarif juga sangat terjangkau,” ujar Asep
Selain itu, Asep mengatakan, kemacetan di Kota Bandung bersifat tentatif. Seperti di momen liburan Dan hari besar tertentu karena Kota Bandung menjadi salah satu destinasi wisata.
“Kita lihat kalau anak sekolah Nggak masuk atau libur kan lalu lintas aman lancar, kalau event-event atau hari besar seperti liburan itu berbeda. Kemacetan di Bandung ini hanya terjadi sewaktu-waktu,” ucapnya
Selain mendorong penggunaan transportasi publik, lanjut Asep, untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung pihaknya akan koordinasi lintas stakeholder untuk menetapkan aturan jam operasional dan masuk sekolah.
BACA JUGA: Demi Cegah PMK, DKPP Kota Bandung Vaksin Ratusan Hewan Ternak
“Sehingga nanti Pemkot akan gulirkan regulasi pengaturan jam operasional. Seperti jam sekolah masuk jam 7, untuk kantoran masuk jam 8 dan industri masuk jam berapa itu solusi yang akan diterapkan. Seperti kemarin libur nataru liburan itu memang macet. Tapi itu juga kan tidak statis kemacetannya,” katanya
“Sudah dikaji nanti akan di kepwalkan nanti di beberapa titik yang ditentukan. Mungkin nanti dengan wali kota baru akan ditetapkan,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)