BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pasukan India menyerang Pakistan dengan menargetkan markas besar kelompok-kelompok militan Islamis Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba. India menyebut serangan itu dengan nama “Operasi Sindoor”, Pada Rabu (7/5/2024) waktu setempat.
“India telah menunjukkan pengekangan yang cukup besar dalam pemilihan target dan metode eksekusi,” kata Kementerian Pertahanan India dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.
Pakistan mengatakan bahwa serangan rudal India di enam lokasi telah menewaskan sedikitnya 8 orang dan melukai lebih dari 35 orang. Pakistan menyebut bahwa 5 pesawat India telah ditembak jatuh, sebuah klaim yang tidak dikonfirmasi oleh India.
Kedua negara tersebut saling serang menyusul ketegangan yang meningkat sejak serangan mematikan di Pahalgam, wilayah Kashmir India pada Selasa (22/4/2025) lalu.
Baca Juga:
Setelah Satu Dekade, Warga Kashmir India Gelar Pemilu Pertama
Menuju Indonesia, Suzuki Fronx Versi India dan Jepang Punya Perbedan!
Serangan pada bulan lalu diketahui menewaskan 26 orang. Al Jazeera melaporkan bahwa India menuding Pakistan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Di lain pihak, Pakistan membantah terlibat.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha, memastikan bahwa hingga sejauh ini tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam ketegangan di wilayah perbatasan India dan Pakistan.
“KBRI New Delhi dan KBRI Islamabad telah menjalin komunikasi dengan komunitas Indonesia di wilayah terdampak. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban,” ujar Judha dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu (7/5/2025).
Kementerian Luar Negeri melalui perwakilan di masing-masing negara mencatat keberadaan WNI yang tinggal di wilayah terdampak. Berdasarkan data yang dihimpun oleh KBRI Islamabad, terdapat 74 WNI yang bermukim di wilayah yang diserang. Sementara itu, KBRI New Delhi mencatat sebanyak 11 WNI tinggal di wilayah Kashmir, dua di antaranya adalah anak-anak.
Judha menjelaskan, kebanyakan WNI yang tinggal di wilayah itu adalah mereka yang menikah dan menetap bersama warga lokal di sana. Ia memastikan bahwa para WNI sampai saat ini tetap hidup dengan tenang bersama keluarga mereka.
Mayoritas WNI di kedua wilayah tersebut adalah WNI yang menikah dengan warga setempat. Sejauh ini seluruh WNI masih merasa aman tinggal bersama keluarga masing-masing,” jelas Judha.
Menanggapi situasi yang masih berpotensi memburuk, Kemlu mengimbau seluruh WNI yang berada di wilayah perbatasan India dan Pakistan untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Kemlu mengimbau agar WNI yang tinggal di wilayah perbatasan kedua negara diminta untuk tetap meningkakan kewaspadaan, selalu mengupdate berita dan informasi terkini, menjauhi tempat-tempat yang menjadi sasaran konflik, dan menghindari berpergian ke luar rumah apabila tidak mendesak,” kata Judha.
Bagi WNI yang hendak melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan India dan Pakistan, Judha meminta agar perjalanan tersebut ditunda sementara waktu. Ia juga menyampaikan kontak darurat bagi WNI yang memerlukan bantuan dan informasi lebih lanjut.
“Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi hotline KBRI Islamabad +92 345 8571989 dan KBRI New Delhi +91 76696 00082,” tutupnya.
(Usk)