BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua DPP APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu menyatakan, pihaknya mengapresiasi Dewan Pengupahan dan Stakeholders terkait proses pengupahan tahun ini yang telah mencapai tahap akhir.
Proses pengupahan tersebut yang telah menerbitkan Surat Keputusan untuk Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK).
Apresiasi untuk Dewan Pengupahan dan Stakeholder
Ning Wahyu menegaskan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras Dewan Pengupahan dan seluruh stakeholder yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya.
“Kami menyampaikan penghargaan yang tulus kepada semua pihak atas dedikasi mereka dalam mewujudkan keputusan
strategis ini,” ujar Ning Wahyu dalam keteranan resminya, Kamis (19/12/2024).
Ketidakpuasan adalah Hal Wajar dalam Proses
Ning mengatakan, apabila ada pihak yang kurang puas, maka itu adalah hal yang wajar, mengingat keputusan harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global yang semakin kompetitif.
“Kami memahami bahwa tidak semua pihak, baik serikat pekerja maupun pengusaha, akan merasa sepenuhnya puas dalam proses pengupahan. Dalam situasi seperti ini, untuk pengusaha, bahkan sedikit kenaikan biaya dapat memengaruhi daya saing perusahaan, sedangkan menurut Serikat Pekerja, kenaikan yang terjadi masih dirasa kurang tinggi,” katanya.
Namun, lanjut dia, senafas dengan keinginan Presiden RI Prabowo Subianto, keputusan Gubernur Jawa Barat tersebut telah memberikan kelegaan bagi para pengusaha di sektor terkait, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang berat dan penjualan yang terus menurun, baik domestik maupun ekspor.
“Pilihan sulit yang dihadapi pengusaha antara melanjutkan usaha atau melakukan PHK kini sedikit teratasi. Keputusan ini
memungkinkan mereka tetap melanjutkan operasional tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kami percaya keputusan ini telah mengakomodasi keseimbangan antara kebutuhan pekerja dan keberlangsungan usaha. Kami berharap para pengusaha tetap optimis dan yakin bahwa langkah ini akan mendukung masa depan Jawa Barat yang lebih cerah,” ungkap Ning.
Jabar: Peluang Besar di Tengah Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045
Menuruntya, Jawa Barat punya peluang besar di tengah tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Sebab, sebagai provinsi dengan tingkat investasi yang terus meningkat, Jawa Barat menghadapi peluang besar sekaligus tantangan signifikan.
Relokasi dan pengurangan kapasitas perusahaan padat karya ke luar provinsi atau keluar negeri telah menjadi salah satu sebab tingginya angka pengangguran.
“Namun, potensi Jawa Barat tetap kuat dengan keunggulan sumber daya manusia yang melimpah dan infrastruktur yang terus berkembang untuk mendukung investasi,” katanya.
BACA JUGA: Buruh: Presiden Menetapkan Upah Minimum Naik 6,5 Persen Kenapa Apindo dan Kadin Sewot?
Pentingnya Penciptaan Lapangan Kerja
Dikatakan, setiap tahun Jawa Barat meluluskan sekitar 600 ribu siswa SMA/SMK, sementara banyak lulusan SMP tidak melanjutkan pendidikan. Hanya 25,57 persen saja yang dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Sementara sisanya membutuhkan lapangan kerja.
“Sektor industri padat karya, seperti garmen dan sepatu, memiliki peran vital dalam menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” katanya.
Kebijakan Strategis untuk Industri Padat Karya
Menjawab tantangan ini, lanjut dia, Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan kebijakan strategis untuk menyelamatkan industri padat karya, termasuk subsidi bunga 50% untuk investasi melalui berbagai bank.
Kebijakan ini didukung penuh oleh Gubernur Jawa Barat, yang menetapkan bahwa industri padat karya tidak termasuk dalam UMSK, sesuai dengan Permenaker No. 16 Tahun 2024 Pasal 7 Ayat 3.
Langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investor dan mencegah relokasi atau pengurangan kapasitas perusahaan ke luar provinsi atau keluar negeri.
Keunggulan Jawa Barat dan Transformasi Menuju Masa Depan
Selanjutnya Ning mengatakan, Jawa Barat memiliki keunggulan kompetitif, seperti jumlah penduduk yang besar, angkatan kerja yang melimpah, dan infrastruktur yang mendukung investasi.
Dengan fokus pada transformasi menuju sektor padat modal dan teknologi tinggi, Jawa Barat siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang kompetitif dan berkelanjutan.
Kolaborasi untuk Masa Depan Jawa Barat
Dikatakan, DPP APINDO Jabar mengundang seluruh elemen dari pengusaha, serikat pekerja, pemerintah, masyarakat luas, hingga media untuk terus bersinergi dan berkolaborasi.
“Dengan bekerja bersama dan memberikan yang terbaik, kita dapat membuka lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi terdepan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Mari wujudkan Jabar Hebat, Jabar Maju, Jabar Terbaik! Dengan semangat kebersamaan, kita optimis mampu menghadapi tantangan global dan bersama-sama mencapai Indonesia Emas 2045,” pungkas Ning Wahyu.
(Aak)