BANDUNG,TM.ID:Tahun 1945, di Praha, Republik Ceko sekarang, terdapat sekelompok anak-anak Yahudi yang baru saja bebas dari kamp konsentrasi Theresienstadt, dekatnya. Mereka, yang sebagian besar yatim piatu dan kehilangan orang tua mereka selama Holokaus, berdiri bersama di jalan berbatu dengan senyum dan wajah tanpa ekspresi. Di latar belakang, terlihat patung yang sama, jalan berbatu, dan jendela putih rumah elegan.
Kembali bersama Keluarga
Beberapa dari mereka, yang sekarang telah dewasa, kembali ke lokasi tersebut bersama dengan keluarga mereka. Mereka berkumpul untuk mengabadikan momen dalam sebuah foto keluarga yang seharusnya tidak pernah ada. Seorang wartawan yang juga adalah cucu dari salah satu korban selamat, David Herman, merencanakan hadir di dalam foto tersebut sambil menceritakan kisah di baliknya.
Kakeknya, David Herman, adalah salah satu anak yang selamat dari Holokaus, bertahan hidup dari lima kamp konsentrasi termasuk Auschwitz, Auschwitz-Birkenau, Buchenwald, Rhemsdorf, dan Theresienstadt. Kisahnya menjadi titik awal perjalanan jurnalistik sang cucu, yang memmulai di Manchester, di mana dua korban selamat yang mengenal kakeknya saat ini tinggal.
Bertemu dengan korban selamat, Sam Laskier, yang kini berusia 91 tahun, memperlihatkan tato di lengannya dengan huruf dan angka berwarna hijau. Laskier berbagi pengalaman pahitnya, mengungkapkan bahwa rasa lapar selalu hadir dalam hidup mereka di kamp konsentrasi Nazi. Emosinya yang mendalam terlihat saat dia menceritakan pengalaman mengerikan itu, yang masih menghantuinya dalam mimpi buruk.
Mengenang Kejadian Tragis
Dalam kunjungan ke Theresienstadt, bekas ghetto dan kamp Nazi, mereka bersama-sama mengenang kejadian tragis dan keberanian yang menginspirasi. Arek Hersh, yang ditahan selama delapan hari di sana sebelum pembebasan, berbagi kisahnya tentang penderitaan yang dialaminya dan pemandangan mengerikan tumpukan jenazah dan kerangka manusia saat tiba di lokasi tersebut.
Baca Juga:Holocaust Internasional, Jadi Peringatan Tragedi Genosida di Gaza
Namun, di tengah kenangan kelam tersebut, Praha menjadi tempat manis bagi beberapa dari mereka. Kakek cucu tersebut, yang merupakan salah satu dari 732 anak yang dibawa ke Inggris pada tahun 1945, menyatakan rasa syukur karena berhasil selamat. Mereka yang selamat tumbuh bersama, mendirikan keluarga, dan menciptakan generasi baru.
Lebih dari 200 orang yang hadir di Praha untuk menyaksikan orang tua dan kakek nenek mereka berdiri di tempat yang sama saat bebas. Mereka bersorak dan bernyanyi, menjadi bukti bahwa rencana Nazi untuk memusnahkan seluruh orang Yahudi gagal.
Meskipun mereka menyimpan kenangan kelam, korban selamat seperti kakek cucu tersebut mendorong toleransi dan keterbukaan, mewariskan nilai-nilai ini kepada generasi berikutnya. Dalam foto kakek pada usia 17 tahun dengan kepala botak dan nomor tahanan di wajahnya, terpancar tekad untuk tetap hidup, menjadi simbol keberanian dan ketahanan di tengah kegelapan sejarah Holokaus.
(Mahardika/Usk)