BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sandal tarumpah atau yang terkenal juga sebagai sandal kulit jepit, merupakan produk khas Tasikmalaya, Jawa Barat, yang memiliki nilai budaya tinggi.
Lebih dari sekadar alas kaki, Sandal Tarumpah mencerminkan identitas dan sejarah panjang masyarakat Tasikmalaya.
Seiring perkembangan zaman, sandal ini tetap bertahan dan semakin diminati, bahkan oleh generasi muda.
Sejarah Panjang Sandal Tarumpah
Sandal Tarumpah pertama kali dibuat oleh pengrajin lokal Tasikmalaya pada abad ke-19. Awalnya, sandal ini berbahan dasar kayu kelapa dengan desain sederhana. Namun, seiring waktu, para pengrajin mulai menggunakan kulit sapi dan kerbau berkualitas tinggi untuk menciptakan sandal yang lebih tahan lama dan nyaman dipakai.
Saat ini, beberapa pengrajin Sandal Tarumpah yang terkenal di Tasikmalaya antara lain Toha, Selamet, dan Maher. Ketiganya memiliki pasar dan toko sendiri di pusat Kota Tasikmalaya, menjadikan produk mereka lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Keunikan Sandal Tarumpah
Sandal Tarumpah memiliki berbagai keunggulan yang membedakannya dari sandal biasa, di antaranya:
- Bahan Berkualitas Tinggi: Menggunakan kulit sapi atau kerbau yang kuat dan tahan lama.
- Sol Kuat dan Anti Licin: Terbuat dari karet mentah yang kokoh, sehingga aman digunakan di berbagai medan.
- Motif Ukiran Tradisional: Dihiasi dengan motif khas seperti bunga, daun, dan bentuk geometris, menjadikannya lebih menarik.
- Pembuatan Secara Tradisional: Dikerjakan dengan tangan oleh para pengrajin berpengalaman, sehingga setiap pasang sandal memiliki keunikan tersendiri.
Jenis Sandal Tarumpah
Sandal Tarumpah hadir dalam berbagai jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya:
- Sandal Tarumpah Polos: Desain sederhana tanpa ukiran, cocok untuk penggunaan sehari-hari.
- Sandal Tarumpah Ukiran: Dihiasi dengan motif tradisional yang indah, cocok untuk acara formal atau koleksi.
- Sandal Tarumpah Warna: Tersedia dalam berbagai pilihan warna seperti hitam, coklat, tan, dan merah.
- Sandal Tarumpah Wanita: Memiliki desain yang lebih ramping dan feminin dibandingkan versi pria.
BACA JUGA:
Tips Pilih Sandal Eiger Terbaik Sesuai Kebutuhan
Kebutuhan Rp60 Miliar, Pemdaprov Jabar Bantu Anggaran Penyelenggaraan PSU Tasikmalaya
Sandal Tarumpah dalam Budaya dan Tradisi Masyarakat
Sandal Tarumpah bukan hanya sekadar alas kaki, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Tasikmalaya. Alas kaki ini sering digunakan dalam berbagai acara adat seperti pernikahan, sunatan, dan festival budaya.
Selain itu, Sandal Tarumpah juga menjadi oleh-oleh khas yang banyak diburu oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Meskipun berakar pada tradisi, Sandal Tarumpah terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Para pengrajin kini menghadirkan inovasi dengan menggabungkan elemen modern dalam desainnya, sehingga lebih sesuai dengan selera anak muda.
Promosi melalui media sosial dan marketplace online juga turut mendukung popularitas Sandal Tarumpah di pasar yang lebih luas.
Upaya Pelestarian Sandal Tarumpah
Agar warisan budaya ini tetap lestari, berbagai langkah pelestarian perlu dilakukan, seperti:
- Memberikan pelatihan kepada generasi muda untuk meneruskan keterampilan membuat Sandal Tarumpah.
- Mempromosikan produk ini melalui berbagai media dan event budaya.
- Mendorong masyarakat, khususnya anak muda, untuk menggunakan Sandal Tarumpah dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan usaha bersama, Sandal Tarumpah dapat terus bertahan sebagai salah satu kebanggaan budaya Indonesia. Keunikan dan nilai sejarahnya menjadikan sandal ini lebih dari sekadar alas kaki, tetapi juga simbol identitas dan tradisi yang perlu dijaga keberlangsungannya.
(Hafidah Rismayanti/Aak)