BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Siapa sangka, kepiting krustasea yang sering menjadi santapan lezat ternyata dapat merasakan sakit, termasuk saat dimasak hidup-hidup.
Fakta ini terungkap melalui penelitian yang menegaskan pentingnya menemukan metode pemusnahan yang lebih manusiawi sebelum memasukkan kepiting ke air mendidih.
“Kita perlu mencari cara yang tidak menyiksa untuk mematikan hewan bercangkang jika ingin mengonsumsinya,” kata Lynne Sneddon, ahli zoofisiologi dari Universitas Gothenburg, seperti melansir Science Alert, Selasa (3/12/2024).
“Kami sekarang punya bukti mereka bisa merasakan reaksi sakit.”
Bukti Kepiting Merasakan Sakit
Selama bertahun-tahun, kemampuan kepiting untuk merasakan sakit menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Biology mengungkapkan bahwa kepiting pantai (Carcinus maenas) menunjukkan tanda-tanda kecemasan ketika menghadapi ancaman seperti sengatan listrik dan cahaya terang.
Peneliti menemukan seiring waktu kepiting belajar menghindari rangsangan berbahaya tersebut. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa krustasea dapat merasakan sakit, meskipun beberapa ilmuwan skeptis menganggap respons ini hanya sebagai refleks semata.
“Pengenalan bahaya membutuhkan integrasi sistem saraf terpusat,” ujar para peneliti. Berbagai eksperimen telah membuktikannya melalui kepiting pantai.
Eksperimen dengan Sistem Saraf Kepiting
Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan instrumen mirip elektroensefalogram (EEG) untuk merekam aktivitas listrik sistem saraf kepiting. Elektroda ditempatkan pada cangkang hewan, dan uji nyeri standar yang biasa digunakan pada vertebrata serta ikan pun diterapkan.
Ketika mengoleskan cairan asam seperti cuka dengan berbagai tingkat keasaman ke jaringan lunak di sekitar tubuh kepiting, reseptor rasa sakit di sistem saraf tepi langsung mengirimkan sinyal ke bagian otak.
Semakin tinggi konsentrasi asam, semakin kuat respons sistem saraf pusat kepiting. Peneliti juga menemukan respons serupa saat kepiting diberi rangsangan mekanis menyakitkan, seperti tusukan.
Sistem saraf pusat mereka mencatat amplitudo listrik yang lebih besar dibandingkan dengan rangsangan kimia, meskipun pola responnya berbeda.
Namun, hingga kini, belum ada kepastian apakah respons otak tersebut dipicu oleh rasa sakit atau hanya sensasi sentuhan mekanis.
Implikasi untuk Kesejahteraan Hewan
Para peneliti berharap hasil studi ini dapat mendorong praktik kesejahteraan hewan yang lebih baik dalam menangani krustasea.
“Semua hewan membutuhkan sistem rasa sakit untuk menghadapi bahaya,” ujar Eleftherios Kasiouras, ahli biologi dari Universitas Gothenburg.
“Kita tidak perlu menguji semua spesies krustasea karena mereka memiliki struktur dan sistem saraf yang serupa. Kita bisa berasumsi bahwa udang, lobster, dan udang karang juga mampu mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak mereka.”
BACA JUGA: Kelezatan Menyantap Kepiting Garlic Caramel ala Kurnia Seafood
Untuk lebih lengkapnya penelitian ini telah terbit di jurnal Biology dengan judul “Putative Nociceptive Responses in a Decapod Crustacean: The Shore Crab (Carcinus maenas)”.
Sekarang, bagaimana pendapat Anda terkait kepiting yang merasakan sakit saat orang-orang memasaknya secara hidup-hidup ini? Apakah Anda akan mencari pemusnah yang lebih manusiawi?
(Virdiya/Aak)