Kekurangan Kijang Super, Mana Bagian Rentan?

kijang super
Foto (Instagram/@freundwagen)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Selayak mobil lainnya, Toyota Kijang Super tak lepas dari kekurangan. Meski, dikenal dengan jargon mobil keluarga terbaik pada zamanya, kekurangannya menjadi fokus pertimbangan untuk pembeli.

Kekurangan dari mobil keluarga legendaris ini cukup banyak. Mulai dari konsumsi bahan bakar hingga bagian bodi yang ringkih akibat termakan zaman.

Kekurangan Kijang Super

Melansir beberapa sumber, untuk diketahui, berikut kekurangan dari Toyota Kijang Super:

BACA JUGA: Uniknya Toyota Kijang Krista Konde, Langka Sejagat Raya

1. Konsumsi Bahan Bakar Tinggi

Meskipun dilengkapi dengan mesin yang kuat, konsumsi bahan bakar mobil ini tidak seefisien MPV modern. Mesin 5K dapat mencapai konsumsi sekitar 7-8 km/liter di dalam kota dan sekitar 10 km/liter di luar kota. Meskipun bisa menggunakan bahan bakar di bawah RON90, konsumsinya tetap dapat dianggap boros.

2. Fitur Keselamatan Minim

Toyota Indonesia hanya melengkapi Kijang Super dengan seatbelt sebagai fitur keselamatan. Tanpa Airbags, Anti-lock Braking System (ABS), Hill Start Assist, atau ADAS, pengemudi harus lebih berhati-hati terutama saat berkendara dengan kecepatan tinggi atau melewati tanjakan atau turunan tajam.

3. Tarikan Atas Kurang Responsif

Meskipun tarikan awal mesin terasa responsif, pada tarikan atas, akan terasa agak berat. Tenaga mesin tampaknya mencapai batas maksimalnya, dan terdengar suara yang cukup keras dari bagian depan mobil.

4. Penggunaan Platina

Mesin Kijang Super masih menggunakan sistem karburator dan platina. Pemeriksaan berkala diperlukan, terutama jika akan melakukan perjalanan jauh. Platina yang buruk dapat mengakibatkan pengapian tidak optimal dan membuat mobil terasa tersendat-sendat.

5. Penggunaan Rem Tromol pada Varian Standar

Varian standar dari generasi awal masih menggunakan rem tromol di seluruh roda. Jika penyetelan rem tidak tepat, distribusi gaya pengereman dapat menjadi tidak merata, menyebabkan mobil melintir saat pengereman.

6. Suara Berdecit pada Bagian Depan

Kijang Super sering mengalami suara berdecit pada bagian kaki-kaki depannya karena kekeringan pada swing arm atau bushing. Untuk mengatasi masalah ini, disarankan untuk menambahkan pelumas seperti grease pada bagian yang terkena.

7. Body Mudah Keropos

Body Kijang Super rentan mengalami keropos, mungkin disebabkan oleh anti karat atau material plat besi yang sudah cukup lama. Terutama untuk body karoseri lokal, seringkali ditemukan kondisi yang banyak mengalami keropos atau perlu ditambal dengan dempul yang tebal.

Setelah mengetahui kekurangan  dari Toyota Kijang Super, calon pembeli dapat membuat keputusan yang lebih bijak, sebelum melakukan transaksi.

 

 

(Saepul/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Mateo Kocijan absen
Dapat 4 Kartu Kuning, Mateo Kocijan Terpaksa Absen 1 Pertandingan
C2ED7629-D0C4-40F7-ADC5-E2406CEE1D5A
Gunung Dempo Meletus, Jalur Evakuasi Warga Disiapkan
bank bjb ASRRAT 2024
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
Klasemen PSBS Biak
Debutan Liga 1 Masuk 10 Besar Klasemen, PSBS Jadi Ancaman Tim Papan Atas
Masa tenang pilkada 2024
Sambut Masa Tenang Pilkada, RK Pilih Wisata Kuliner Bareng Istri
Berita Lainnya

1

7 Fakta Penting Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus yang Menghebohkan Publik

2

Password Wifi MCD Terbaru 2024!

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
surat Suara tertukar, Pilkada 2024
Ribuan Surat Suara Pilkada 2024 Bogor Jabar dengan Serang Banten, Tertukar!
Empat Orang TewasTertimpa Longsor di Desa Harang Julu Padang Lawas
Empat Orang TewasTertimpa Longsor di Desa Harang Julu Padang Lawas
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi selama Periode Nataru
BMKG: Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi selama Periode Nataru
Kapal Geumseong 135 Tenggelam di Perairan Pulau Jeju
Kapal Geumseong 135 Tenggelam di Perairan Pulau Jeju, ABK Indonesia Belum Ditemukan