BANDUNG,TM.ID: Bengisnya militer Israel kembali meluncurkan serangan udara ke kamp pengungsi Palestina, Jabalia, Gaza, Kamis (12/10/2023) kemarin.
Kementerian Dalam Negeri Gaza menyatakan sedikitnya 45 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut. Puluhan lainnya pun terluka usai Israel membombardir kamp pengungsian mereka.
Bangunan tersebut dipenuhi puluhan orang yang sedang mengungsi dari bom yang dilancarkan secara besar-besaran dari wilayah lain ke Jalur Gaza.
BACA JUGA: Keren! 2 Pria Panjat Atap Balai Kota Sheffield dan Robek Bendera Israel
Menurut Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Gaza, Eyad Bozum jumlah dimungkinkan kalau jumlah korban tewas bisa bertambah, karena para pekerja pertahanan sipil masih mengumpulkan jenazah dari balik reruntuhan. Termasuk mereka juga sedang menghitung jumlah korban yang tewas.
Para korban termasuk dari anggota dua keluarga yang teridentifikasi sebagai Shihab dan Abu Hemdan. Hal itu disampaikan dari laporan Anadolu Agency.
“Petugas medis memindahkan jenazah 44 warga Palestina ke kamar mayat setelah serangan Israel,” kata seorang sumber kepada Anadolu Agency, dikutip Jumat (13/10/2023).
Ada juga anak-anak dan orang tua tang tewas dalam serangan militer zionis itu.
Seperti yang diketahui, kalau eskalasi konflik Palestina dan Israel meningkat. Hamas sebelumnya meluncurkan ribuan roket, sampai menerobos pertahanan Israel dengan mengerahkan ribuan anggotanya.
Hal itu dilakukan mereka usai perlakukan Israel yang selama ini yang selalu melakukan penindasan.
BACA JUGA: Profil Hamas, Kelompok Palestina yang Melancarkan Serangan ke Israel
Hamas pun turut menculik warga Israel dan ratusan orang meninggal dunia dari serangan itu.
Kemudian dari serangan tersebut militer zionis memberikan respon, dengan membombardir Gaza yang dinilai sarang dari militan Hamas.
Korban jiwa di pihak Palestina meningkat menjadi 1.537. Termasuk 500 anak-anak dan 276 perempuan. Hal itu disampaikan oleh kementerian kesehatan Gaza. Tak hanya itu saja, sebanyak 6.612 orang lainnya terluka seperti dikutip dari The Wall Street Journal.