Jokowi Diduga Idap Sindrom Steven-Johnson, Apa Itu?

Penulis: Anisa

Sindrom Steven-Johnson 
(kolase)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ramai kabar di media sosial yang menyebut Presiden Joko Widodo menderita Steven Johnson Syndrome (SJS), penyakit kulit langka yang berbahaya.

Namun, informasi itu langsung dibantah oleh ajudan Presiden Kompol Syarif Fitriansyah. Ia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks.

Syarif menjelaskan, Presiden Jokowi tidak menunjukkan gejala SJS, seperti rasa panas menyengat atau gatal berlebihan. Yang terjadi hanyalah reaksi alergi kulit ringan, bukan penyakit serius atau kondisi autoimun.

Alergi tersebut diduga muncul karena perubahan cuaca ekstrem setelah Jokowi melakukan perjalanan ke Vatikan. Gejalanya baru terlihat beberapa hari setelah beliau kembali ke Indonesia.

Saat ini, Presiden menjalani perawatan ringan di rumah pribadinya di Solo bersama tim dokter. Kondisi kesehatannya secara umum tetap baik bahkan sudah bisa bersepeda, bermain dengan cucu, sarapan bersama keluarga, dan menerima tamu seperti biasa. Presiden Jokowi sendiri telah memberi klarifikasi kepada media.

Ia memastikan bahwa kondisi kulitnya hanyalah alergi biasa, bukan SJS seperti yang ramai dibicarakan di dunia maya. Dengan kata lain, tidak ada gangguan kesehatan serius yang sedang ia alami.

Apa Itu Sindrom Steven-Johnson

Melansir Mayo Clinic, Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah penyakit langka yang menyerang kulit dan lapisan lendir seperti di mulut, mata, dan alat kelamin. Penyakit ini biasanya muncul sebagai reaksi terhadap obat atau infeksi tertentu.

Awalnya, gejalanya mirip seperti flu, misalnya demam, lelah, dan sakit tenggorokan. Tak lama kemudian muncul ruam merah yang menyakitkan, lalu kulit bisa melepuh dan mengelupas seperti luka bakar.

Kulit yang rusak ini akan rontok dan proses penyembuhannya bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Dalam kasus yang sangat parah, kondisi ini bisa berubah menjadi nekrolisis epidermis toksik (TEN), yaitu di mana lebih dari 30% kulit tubuh rusak.

Ini termasuk kondisi gawat darurat medis yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan ICU.

Pengobatan Sindrom Steven-Johnson

Pengobatan untuk SJS umumnya dilakukan di rumah sakit. Dokter akan menghentikan obat penyebabnya (jika diketahui), mengobati luka kulit, memberikan obat untuk meredakan nyeri, dan mencegah infeksi.

Perawatan ini juga bertujuan untuk membantu kulit pulih secara bertahap. Gejala Sindrom Steven-Johnson muncul 1–3 hari sebelum ruam antara lain:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan dan mulut
  • Lemas
  • Mata terasa perih atau terbakar
  • Setelah itu, akan muncul gejala seperti:
  • Nyeri pada kulit
  • Ruam merah atau keunguan yang menyebar
  • Lepuh di kulit dan pada mulut, hidung, mata, atau alat kelamin
  • Kulit mengelupas beberapa hari setelah munculnya lepuh

Penyebab Sindrom Steven-Johnson

Penyebab pasti Sindrom Steven-Johnson tidak selalu bisa diketahui, tapi kebanyakan kasus dipicu oleh:

1. Obat-obatan tertentu, seperti:

  • Obat asam urat (misalnya allopurinol)
  • Obat kejang dan gangguan mental (antikonvulsan dan antipsikotik)
  • Antibiotik dari golongan sulfa
  • Obat HIV seperti nevirapine
  • Obat penghilang nyeri seperti parasetamol, ibuprofen, dan naproksen

Baca Juga:

Apa Itu Sifilis? Cek Penyebab dan Tahapan Penyakit Mengerikan Ini

HIVI! Resmi Umumkan Keisha Cinantia sebagai Vokalis Baru!

2. Infeksi pneumonia atau HIVB

Siapa yang berisiko lebih tinggi mengalami Sindrom Steven-Johnson? Beberapa orang lebih rentan terkena Sindrom Steven-Johnson, yaitu:

  • Penderita HIV/AIDS
  • Orang dengan sistem imun lemah (misalnya pasca transplantasi organ)
  • Pasien kanker, khususnya kanker darah
  • Orang yang pernah terkena SJS sebelumnya akibat obat tertentu
  • Mereka yang memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami SJS
  • Orang dengan faktor genetik tertentu, seperti gen HLA-B*1502, yang umum pada keturunan Asia

Jadi itu merupakan penjelasan tentang Sindrom Steven-Johnson yang bisa kamu ketahui. Terima kasih telah membaca artikel ini!

(Anisa Kholifatul Jannah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
WhatsApp Image 2025-06-17 at 15.00
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Desain UNIBI Bantu Aktivasi Medsos Klinik Permata Jati Garut
354421_2ojh0x0p_obqxaokg_lx7rsux
DPRD Kota Bandung Dorong Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara
pemerkosaan massal 1998-1
DPR-MPR Ingatkan Fadli Zon Tak Hapus Kasus Pemerkosaan Massal 1998
Job Fair Kota Bandung
Harapan Penyandang Disabilitas di Tengah Job Fair Kota Bandung
komisioner KPU diperiksa KPK
Komisioner KPU Gorontalo Terseret Skandal Proyek Fiktif Kemnaker
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

DJP Jawa Barat Sita 133 Aset Penunggak Pajak Senilai Rp16,69 Miliar

4

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

5

Menunggu di Lorong Kota
Headline
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1
batu bara china di indonesia
Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.