BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Dalam dunia MMA yang selama ini memuliakan kekuatan grappling, terutama di divisi Middleweight, legenda UFC Khabib Nurmagomedov justru menyerukan perubahan radikal.
Jelang duel perebutan gelar antara Khamzat Chimaev dan Dricus du Plessis di UFC 319, Khabib memberikan pesan tak terduga.
Sebagai mentor dan inspirasi bagi Chimaev, Khabib bukan sekadar memberi nasihat teknis. Ia mencoba menggeser narasi, bahwa bahkan seorang grappler ulung seperti Chimaev harus bisa menjadi striker efektif jika ingin bertahan di puncak.
“Jika dihadapkan dengan pertarungan tinju lurus, Khamzat lebih unggul,” tegas Khabib.
Ia menilai anak didiknya punya kekuatan pukulan dan kecepatan yang mumpuni untuk menghindari jebakan stamina dari gaya gulat agresif yang selama ini ia andalkan.
Baca Juga:
UFC 318 Jadi Laga Terakhir Dustin Poirier
Khabib mengacu pada dua momen kritis dalam karier Chimaev, duel keras lawan Gilbert Burns dan Kamaru Usman, di mana dominasi awal lewat gulat justru membuatnya kehabisan tenaga di ronde-ronde akhir.
Strategi itu dianggap tak lagi cocok menghadapi lawan tangguh dengan daya tahan tinggi seperti du Plessis.
Kini, dengan jadwal duel di UFC 319 Chicago semakin dekat, muncul pertanyaan besar di antara para penggemar dan pengamat, Apakah Chimaev akan benar-benar bertransformasi?
Jika ya, maka ini bukan sekadar duel perebutan sabuk. Ini adalah momen pergeseran arah dari era grappler yang mengandalkan tekanan dan kontrol, menuju era baru di mana efisiensi striking bisa jadi senjata utama, bahkan untuk petarung yang lahir dari dunia sambo dan wrestling.
Chimaev memiliki potensi bukan hanya untuk menjadi juara, tapi juga pelopor. Dan jika strategi Khabib terbukti sukses, mungkin dunia MMA harus mulai melihat para grappler dengan cara yang berbeda.
(Budis)