BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pakaian adat merupakan cerminan budaya dan identitas suatu kelompok masyarakat. Di Indonesia, setiap daerah memiliki pakaian adat masing-masing, termasuk Betawi.
Teropongmedia.id kali ini akan membahas sejarah, jenis, dan contoh pakaian adat Betawi yang kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Sejarah Singkat Pakaian Adat Betawi
Masyarakat Jakarta telah mengenal pakaian adat sejak abad ke-XV. Pakaian adat Betawi dipengaruhi oleh budaya di sekitarnya, seperti Sunda, Jawa, Cina, dan Melayu.
Salah satu ciri khas pakaian adat Betawi adalah sentuhan islami, seperti meniru pakaian haji atau menggunakan atribut seperti peci dan sarung. Pengaruh Islam juga terlihat dalam budaya kesenian dan tingkah laku sehari-hari masyarakat Betawi.
Jenis Pakaian Adat Betawi
Pakaian adat Betawi dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Pakaian Sehari-hari
Digunakan untuk aktivitas sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar.
2. Pakaian Resmi
Digunakan untuk upacara adat seperti pernikahan dan pengangkatan kepala adat.
3. Pakaian Khusus
Pakaian yang digunakan untuk acara-acara tertentu.
Contoh Pakaian Adat Betawi
Berikut adalah beberapa contoh pakaian adat Betawi:
1. Kebaya Encim
Pakaian perempuan Betawi yang terinspirasi dari budaya Tionghoa. Kebaya encim memiliki ciri khas bordiran bunga pada bagian bawah kebaya dan pergelangan tangan.
Biasanya dipadukan dengan sarung atau kain bermotif. Kebaya encim melambangkan kehormatan dan keanggunan perempuan Betawi.
2. Pangsi Betawi
Pakaian laki-laki Betawi yang identik dengan baju tikim dan celana pangsi. Pangsi Betawi memiliki kerah berbentuk huruf “O” dan biasanya dibuat longgar. Atribut yang melengkapi pangsi Betawi adalah ikat pinggang besar, sarung di leher, dan peci.
Pangsi Betawi memiliki tiga warna: merah (untuk pendekar), krem atau putih (untuk pemuka agama), dan hitam (untuk centeng).
3. Baju Sadaria
Pakaian laki-laki Betawi yang terdiri dari baju koko atau baju taqwa dengan kerah shanghai. Baju sadaria biasanya berwarna putih dengan lengan panjang dan dipadukan dengan celana panjang polos atau bermotif.
Atribut yang melengkapi baju sadaria adalah peci hitam dan sarung yang dilipat (cukin) di leher.
4. Ujung Serong
Pakaian laki-laki Betawi yang digunakan oleh bangsawan. Terdiri dari jas tutup berwarna gelap (biasanya hitam), kemeja putih, celana pantalon, dan kain batik yang dililitkan di pinggang sampai paha.
Kain batik yang dililitkan secara serong dengan panjang sekitar 8 cm menjadi ciri khas pakaian ini. Atribut tambahannya adalah arloji emas dan peci senada.
BACA JUGA : Mengenal Pakaian Adat Sumatera Barat: Bundo Kanduang dan Penghulu
5. Pakaian Pengantin Betawi
Pakaian adat yang memadukan budaya China, India, Eropa, dan Arab. Terdiri dari dua dandanan:
- Dandanan Care Haji: Pakaian pengantin pria yang identik dengan warna cerah seperti merah atau kuning keemasan. Modelnya seperti jubah dan dilengkapi dengan songkok atau peci, serta alpie atau sorban.
- Dandanan Care None Pengantin Cine: Pakaian pengantin wanita yang terinspirasi dari budaya China. Dilengkapi dengan tuaki, kun, teratai, sanggul, tusuk konde, dan siangko bercadar.
Pakaian Betawi merupakan warisan budaya yang kaya dan menarik. Melalui pakaian adat ini, dapat memahami sejarah, nilai, dan identitas masyarakat Betawi.
(Hafidah Rismayanti/Budis)