BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dikenal sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, tetapi Bandung masih menyimpan beragam permasalahan yang perlu dibenahi. Lalu, apa solusi permasalahan yang ditawarkan Muhammad Farhan sebagai Wali Kota Bandung terpilih?
Muhammad Farhan hadir sebagai bintang tamu dalam Podcast Akbar Faizal Uncensored di salah satu episode-nya. Ia bicara tentang solusi beragam permasalahan Kota Bandung.
Beberapa permasalahan yang masih menjadi perhatian publik mengenai Kota Bandung adalah kemacetan, banjir, krisis air, polusi udara, lapangan kerja, ketimpangan sosial, dan infrastruktur yang belum memadai.
Dalam podcast yang dikutip Terpongmedia pada Rabu, (8/1/2025), Farhan mengungkapkan rencananya akan melakukan distribusi kepadatan kampus perguruan tinggi dengan merayu kampus-kampus besar untuk pindah ke Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Masih perihal kepadatan transportasi, Farhan juga berencana menerapkan pembayaran non tunai pada angkutan umum sebagai pengembangan dalam Public Transport di Kota Bandung.
“Jadi besok yang akan saya coba adalah menggunakan pembayaran non tunai khusus untuk angkot dan juga yang namanya TMP (Trans Metro Pasundan),” jelas Farhan.
Maka dengan adanya pengembangan pada transportasi publik berbasis modern tersebut diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh sektor angkutan kota lainnya.
Selain perihal transportasi, Farhan pun menjelaskan dalam upaya mengembalikan Bandung sebagai pusat kunjungan wisata yang nyaman, ia ingin melakukan beberapa pendekatan budaya seperti meningkatkan perilaku masyarakat secara perlahan.
BACA JUGA: KPU Kota Bandung Umumkan Farhan-Erwin Unggul di Pilwalkot Bandung, Farhan: Bandung Harus Lebih Baik
Dalam menyikapi permasalahan sampah, Farhan mengharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat Bandung dalam sistem membuang, mengambil, dan mengangkut sampah.
Hal tersebut mesti didukung dengan adanya sosialisasi kepada seluruh kalangan baik dari pengangkut dan pengelola sampah, maupun masyarakat.
“Belajar untuk memilah memilih sampah itu bukan orang rumah yang ngajarin satu-satu tetapi yang harus diberikan pemahaman pertama tentunya tukang sampahnya. Setelah itu, sistem pemungutan sampah di rumah dengan menggunakan ganjil genap. Tanggal ganjil sampah organik, tanggal genap sampah anorganik,” ungkapnya.
Salah satu permasalahan sampah yang membuat semua orang protes adalah menumpuknya sampah di pinggir jalan yang mengendap selama beberapa hari tanpa diangkut di hari itu juga.
Solusinya adalah harus adanya manajemen yang mengatur hal tersebut yang didukung dengan pemanfaatan teknologi yang tepat juga.
Dalam memimpin Kota Bandung, Farhan ingin menggaungkan sebuah prinsip yang nantinya dapat diterapkan dalam meningkatkan perilaku masyarakat dengan mengubah istilah buanglah sampah pada tempatnya menjadi sampah hari ini harus habis hari ini juga.
(Magang UIN SGD/Lia Reliya Berliana-Aak)