BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Jawa Barat (Jabar) kembali mengukir sejarah di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Dengan perolehan medali yang luar biasa, yakni 195 emas, 163 perak, dan 182 perunggu.
Kontingen Jabar tidak hanya berhasil menjadi juara umum, tetapi juga memastikan terwujudnya ambisi “Jabar Hattrick,” setelah sebelumnya juga menjadi juara pada PON XIX Jawa Barat 2016 dan PON XX Papua 2021.
Capaian ini menegaskan dominasi olahraga Jawa Barat di pentas nasional, yang semakin tak tergoyahkan.
Namun, kesuksesan Jawa Barat bukan hanya soal jumlah medali, tetapi tentang kekuatan strategi jangka panjang yang terencana dengan baik.
Berbagai pembinaan atlet yang mereka jalankan selama bertahun-tahun telah menghasilkan generasi baru atlet yang kompetitif di berbagai cabang olahraga.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar, serta para pelatih dan atlet membuahkan hasil yang nyata dalam mencetak prestasi.
Di sisi lain, DKI Jakarta yang menduduki posisi kedua dengan perolehan 184 emas, 150 perak, dan 145 perunggu, tetap menjadi pesaing kuat dalam ajang PON.
Meski gagal menggeser dominasi Jawa Barat, kontingen DKI Jakarta memperlihatkan performa impresif, terutama di cabang olahraga yang menjadi andalan mereka seperti renang dan atletik.
DKI Jakarta menunjukkan bahwa mereka masih menjadi salah satu kekuatan besar di dunia olahraga Indonesia.
Sementara itu, Jawa Timur yang berada di posisi ketiga dengan 146 emas, 136 perak, dan 143 perunggu, juga tetap menjadi salah satu kontingen yang konsisten dalam hal prestasi.
Jawa Timur memiliki tradisi kuat di cabang-cabang olahraga bela diri seperti pencak silat dan taekwondo, serta beberapa cabang lain yang juga mendulang banyak medali.
Di luar persaingan tiga besar, ada pula cerita menarik dari tuan rumah, Sumatera Utara. Dengan koleksi 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu, Sumut berhasil meraih posisi keempat.
Meskipun tidak berhasil menembus tiga besar, hasil ini sudah merupakan lompatan besar bagi Sumut.
Sebagai tuan rumah bersama Aceh, Sumut mendapat dukungan penuh dari suporter lokal, yang menjadi tambahan motivasi bagi para atlet mereka.
Kesuksesan ini sekaligus menjadi pertanda bahwa Sumut sedang membangun momentum untuk berkembang menjadi kekuatan baru di ajang nasional.
Aceh, sebagai tuan rumah lainnya, juga tampil cukup impresif dengan menempati posisi keenam lewat raihan 65 emas, 48 perak, dan 79 perunggu.
Meskipun berada di luar lima besar, pencapaian ini tetaplah signifikan, mengingat Aceh bukanlah provinsi yang secara tradisional dikenal sebagai kekuatan besar di olahraga nasional.
Kolaborasi Aceh dan Sumut dalam penyelenggaraan PON XXI juga dianggap berhasil, dengan dukungan fasilitas yang baik dan penyelenggaraan kompetisi yang lancar.
PON XXI Aceh-Sumut 2024 juga menghadirkan banyak kisah heroik dan emosional dari berbagai kontingen.
BACA JUGA: Jawa Barat Kian Dekat Dengan Hattrick Juara di PON XXI/2024
Sejumlah provinsi yang sebelumnya kurang terdengar dalam peta persaingan olahraga nasional mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Bali, misalnya, yang menempati posisi ketujuh dengan 36 emas, 38 perak, dan 60 perunggu, menunjukkan perkembangan pesat di cabang-cabang seni bela diri dan olahraga air.
Kalimantan Timur, yang menduduki posisi kedelapan, juga mencuri perhatian dengan 29 emas, 55 perak, dan 69 perunggu.
Ada juga cerita perjuangan dari provinsi-provinsi kecil yang berusaha meraih medali di tengah persaingan ketat, seperti Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan, yang sama-sama menunjukkan peningkatan dalam beberapa cabang olahraga.
Meski tak banyak menyabet emas, perolehan medali mereka mencerminkan potensi daerah-daerah ini untuk berkembang di masa depan.
Menutup ajang PON XXI, perhatian publik tidak hanya tertuju pada siapa yang meraih medali terbanyak, tetapi juga bagaimana penyelenggaraan multi-event olahraga terbesar di Indonesia ini mampu menjadi momentum kebangkitan olahraga di seluruh pelosok Nusantara.
Provinsi-provinsi yang mungkin selama ini belum begitu diperhitungkan dalam dunia olahraga kini mulai menunjukkan kebangkitan mereka.
Ini menunjukkan bahwa olahraga di Indonesia tidak lagi didominasi oleh segelintir provinsi, tetapi mulai menyebar lebih merata.
Keberhasilan Jawa Barat menjadi juara umum tiga kali berturut-turut juga menimbulkan tantangan bagi provinsi lain untuk meningkatkan pembinaan atlet dan fasilitas olahraga mereka.
Sementara itu, bagi Jawa Barat sendiri, keberhasilan ini tentu membawa tanggung jawab besar untuk terus mempertahankan prestasi dan menghadapi tantangan dari pesaing yang semakin tangguh.
PON XXI Aceh-Sumut 2024 tidak hanya menjadi ajang adu kekuatan fisik, tetapi juga simbol betapa pentingnya strategi jangka panjang dalam meraih kesuksesan di dunia olahraga.
(Budis)