BANDUNG,TM.ID: Truk-truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina dilakukan pemeriksaan secara ketat oleh Israel.
Mereka memperketat bagi truk yang masuk ke wilayah itu melalui perbatasan Rafah di Gaza Selatan, berbatasan dengan Mesir. Para pasukan Zionis ingin memastikan, jika bantuan kemanusiaan itu tidak jatuh ke tangan pejuang Hamas.
Perlu diketahui kalau truk pengangkut bantuan kemanusiaan kembali memasuki Jalur Gaza, setelah berakhirnya masa gencatan senjata.
BACA JUGA: Media Israel Bilang Tidak Ada Penyiksaan Tawanan oleh Kelompok di Gaza
“Kru Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) kini telah menerima bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah dari mitra kami di Bulan Sabit Merah Mesir,” begitu kata juru bicara PRCS, dikutip dari pernyataan.
PRCS mengatakan sudah menerima kirim 50 truk bantuan kemanusiaan. Bantuan itu berupa makanan, air minum, bantuan pasokan medis dan obat-obatan.
Seperti yang diketahui, 200 truk berhasil masuk ke Gaza setiap hari selama gencatan senjata berlangsung. Adapun jumlah itu memang tergolong rendah, kalau dibandingkan 500 truk bantuan yang masuk ke Jalur Gaza pada setiap harinya, sebelum konflik kembali menegang tanggal 7 Oktober 2023.
Adapun kesulitan utama truk-truk bantuan kemanusiaan ketika hendak masuk ke Gaza karena adanya pos pemeriksaan yang dilakukan Israel.
Dari data yang terbaru, tercatat jumlah warga Palestina yang tewas akibat diserang Israel di Gaza meningkat jadi 15.207 orang. Mayoritas dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
PBB sudah melobi Israel untuk membuka penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) di dekat Rafah, yang dulunya digunakan untuk menangani barang dalam jumlah besar sebelum perang, tetapi Israel menolak.
BACA JUGA: Donasi Ratusan Juta Warga KBB Buat Palestina
“Operasi kemanusiaan di Gaza sebagian besar telah terhenti, kecuali layanan di tempat penampungan dan terbatasnya distribusi tepung di wilayah selatan Wadi Gaza,” kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dalam laporan terbarunya.
“ Evakuasi orang-orang yang terluka dan berkewarganegaraan ganda ke Mesir, dan kembalinya warga Gaza yang terdampar di Mesir, juga terhenti,” tambahnya.