BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Insiden tenggelamnya kapal ferry yang mengangkut puluhan penumpang dari Banyuwangi menuju Bali pada Rabu (2/7/2025) malam menarik perhatian sejumlah media internasional.
Dua media asing ternama, The Guardian dan The Straits Times, turut menyoroti tragedi yang sejauh ini telah merenggut setidaknya empat korban jiwa dan menyebabkan puluhan lainnya masih dalam pencarian.
Dalam artikel berjudul “Bali ferry sinking leaves at least four dead, dozens missing”, The Guardian melaporkan bahwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam sekitar 25 menit setelah meninggalkan pelabuhan di Banyuwangi.
Kapal tersebut membawa total 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 awak kapal, serta 22 kendaraan.
Sementara itu, The Straits Times mengangkat laporan serupa dengan tajuk “4 dead, 38 missing after ferry sinks on way to Indonesia’s Bali”, menyebutkan bahwa hingga Kamis (3/7/2025) pagi, 23 orang berhasil diselamatkan, sementara 38 lainnya masih dinyatakan hilang.
Kepala Kepolisian Banyuwangi, Rama Samtama Putra, mengatakan bahwa sebagian besar korban selamat ditemukan dalam kondisi tidak sadar setelah berjam-jam terapung di laut yang bergelombang.
“Banyak dari yang diselamatkan awalnya tidak sadarkan diri karena terombang-ambing di air dalam waktu lama,” kata Rama, dikutip dari The Guardian.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto, yang tengah berada dalam kunjungan resmi ke Arab Saudi, langsung menginstruksikan respons darurat atas musibah ini.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menyebut bahwa cuaca buruk menjadi penyebab utama tenggelamnya kapal.
Baca Juga:
Update Terbaru: 27 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan
Hingga Kamis pagi, sembilan kapal penyelamat dikerahkan dalam upaya pencarian, termasuk dua kapal tunda dan dua kapal karet. Namun, pencarian terkendala oleh gelombang laut yang mencapai dua meter serta kondisi gelap malam hari.
Pihak Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR) di Surabaya menyampaikan bahwa kapal tersebut tenggelam tak lama setelah berlayar, namun hingga kini belum ada kejelasan apakah seluruh penumpang telah terdaftar secara resmi.
“Sering kali jumlah penumpang aktual berbeda dari data di manifes,” tulis The Guardian, menyinggung kebiasaan umum di sektor pelayaran Indonesia yang kerap kali abai terhadap standar keselamatan.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah ada wisatawan asing yang turut menjadi korban dalam insiden tersebut. Sebelumnya, pada Maret lalu, seorang turis asal Australia meninggal dalam kecelakaan kapal di perairan Bali.
Sementara itu, pada 2018, lebih dari 150 orang tewas dalam kecelakaan kapal di Danau Toba, Sumatra Utara.
(Anisa Kholifatul Jannah)