BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menyebrang jalan menjadi aktivitas berisiko tinggi bagi pejalan kaki, terutama karena minimnya perlindungan dan alat keselamatan yang dimiliki.
Menyadari persoalan ini, Dr. Hanugra Aulia Sidharta, lulusan doktor dari Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menciptakan inovasi berupa model prediksi perilaku pejalan kaki untuk mendukung sistem kendaraan pintar.
Dalam keterangannya, Hanugra menjelaskan, kendaraan pintar saat ini telah dilengkapi dengan fitur keselamatan berbasis Advanced Driver Assistance Systems (ADAS). Teknologi ini dirancang untuk mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas. Namun, efektivitasnya masih terbatas di kawasan padat penduduk, terutama di area persimpangan, di mana pergerakan pejalan kaki cenderung tidak terduga.
“Perubahan formasi sesuai kecepatan, arah, dan interaksi sosial menyulitkan deteksi,”terangnya, melansir laman resmi ITS.
Sebagai solusi, Hanugra mengembangkan sebuah model prediksi yang tidak hanya efisien dari segi performa, tetapi juga terjangkau secara biaya, sehingga bisa dengan mudah diintegrasikan ke dalam teknologi kendaraan pintar.
Inovasi ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-11 tentang kota dan komunitas yang aman dan berkelanjutan.
Model prediksi tersebut memanfaatkan fitur kinematik sudut untuk membaca pergerakan individu, serta fitur kerapatan spasial untuk mengenali pola gerak kelompok.
Dengan mendeteksi perubahan sudut pada sendi kaki dan memperhatikan kepadatan antar individu, sistem ini mampu memprediksi apakah sekelompok pejalan kaki akan melintasi jalan atau tidak.
Dalam proses pengembangannya, Hanugra menggunakan dataset Joint Attention in Autonomous Driving (JAAD) yang berfokus pada interaksi antara pejalan kaki dan kendaraan.
Ia juga menerapkan pendekatan Multi Input Single Output (MISO), sebuah model analisis yang menggabungkan berbagai parameter seperti arah, kecepatan gerak, dan postur tubuh guna meningkatkan akurasi prediksi.
“Dengan bantuan MISO, sistem dapat membaca lebih dalam gerakan tubuh manusia, sehingga prediksi menjadi lebih akurat dan respons kendaraan lebih cepat,” jelasnya.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan sistem otonom pada kendaraan serta teknologi ADAS.
Hanugra menekankan bahwa keselamatan pejalan kaki adalah prioritas utama, namun efisiensi transportasi juga menjadi perhatian penting.
BACA JUGA:
Tabrak Mati Pejalan Kaki, Ini Aktivitas Nyetir Sambil Oral Seks Mahasiswa di Sleman
Kecelakaan Depan Pasar Cihaurgeulis Bandung Tewaskan 2 Orang Pejalan Kaki
“Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk menekan angka kecelakaan, tetapi juga membuka peluang riset lanjutan di bidang teknologi transportasi pintar,” ujarnya penuh optimisme.
Melalui terobosan ini, ITS kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mendukung solusi teknologi yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dan sistem transportasi masa depan.
(Virdiya/Aak)