BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Mereka berhasil meraih juara dalam ajang International Scientific Paper Competition (ISPC) 2025 yang digelar di Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Tim yang beranggotakan Hanif Yusran Makarim (Rekayasa Pertanian) dan Muhammad Daffa Anrizky (Teknik Bioenergi dan Kemurgi) ini sukses mengungguli peserta lain dari Indonesia dan Taiwan. ISPC sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara International Green Scientific Competition (IGSC) 2025 yang diselenggarakan oleh Engineering Research Club (EneRC) Fakultas Teknik UNNES.
Dalam kompetisi tersebut, tim ITB mengusung karya berjudul “Valorization of Orange Peel and Clove Extracts into Nanoengineered d-Limonene-Eugenol Bioinsecticide for Sustainable Pest Control”. Penelitian ini menyoroti serangan hama Spodoptera frugiperda pada tanaman jagung yang selama ini menjadi ancaman besar bagi produktivitas pertanian.
Solusi yang ditawarkan memanfaatkan limbah kulit jeruk dan cengkeh, dua bahan yang kerap kurang termanfaatkan. Dari cengkeh, mereka mengekstrak eugenol yang bekerja menyerang sistem saraf hama, sementara dari kulit jeruk dihasilkan d-limonene yang membuat hama enggan memakan daun jagung.
Untuk meningkatkan efektivitas, kedua senyawa ini diemulsifikasi dengan surfaktan Span 80 dan Tween 80, sehingga menghasilkan bioinsektisida yang lebih stabil dan tahan lama.
Tips Presentasi di Kancah Internasional
Tak hanya soal inovasi, Hanif juga berbagi pengalaman saat melakukan presentasi di hadapan juri dan peserta internasional. Menurutnya, penting untuk memahami latar belakang audiens, menguasai panggung, dan menjaga sikap profesional.
“Tarik perhatian audiens, buka dan tutup presentasi dengan cara unik, misalnya membuat slogan. Kalau gugup, lebih baik diam sebentar agar tetap terlihat profesional,” kata Hanif, melansir laman ITB.
Prestasi ini tak berhenti di panggung kompetisi. Karya ilmiah mereka juga akan dipublikasikan dalam International Conference of Innovative Biofrontiers Students. Penelitian tersebut turut melibatkan kolaborasi lintas bidang dengan dukungan Jefri Gunawan (Teknik Pangan), Andian Sandi Pamungkas (Teknologi Pasca Panen), dan Gilang Putranto (Mikrobiologi).
Baca Juga:
Minyak Jelantah Antarkan Mahasiswa Unair Raih Prestasi Internasional di Singapura-Malaysia
“Bawal Cipanjalu”: Inovasi Mahasiswa UHS Ubah Waluh Siam Jadi Cemilan Balado Bernilai Tinggi
Karya inovatif ini menyoroti tiga isu utama: pengelolaan limbah kulit jeruk, pengurangan dampak negatif pestisida kimia, dan pengendalian hama pada jagung. Harapannya, bioinsektisida ini bisa menjadi solusi berkelanjutan yang tidak hanya membantu petani, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Prestasi mahasiswa ITB ini menjadi bukti bahwa generasi muda mampu menghadirkan inovasi berbasis SDGs (Sustainable Development Goals) dan memberikan kontribusi nyata bagi pertanian berkelanjutan di masa depan.
(Virdiya/_Usk)