BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Olahraga Padel kini menempati posisi teratas sebagai olahraga dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia. Popularitasnya meroket dari Eropa hingga Timur Tengah, menjadikannya fenomena global yang terus meluas.
Spanyol masih menjadi pusat utama dengan lebih dari 4 juta pemain, diikuti Italia yang mengalami lonjakan signifikan dengan hampir 5.000 lapangan baru sejak 2020. Di Eropa Utara, Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, Belanda, hingga Belgia ikut merasakan gelombang besar padel. Swedia bahkan mencatat lonjakan pesat berkat promosi publik, sementara Finlandia dikenal dengan gaya bermainnya yang khas.
Baca Juga:
Padel Mendadak Tren di Indonesia, Swedia Malah Tutup Ratusan Lapangan
Indonesia Bentuk Timnas Padel Pertama, Seleknas Digelar di Jakarta
Lapangan Olahraga Padel
Di kawasan Amerika Selatan, Argentina menonjol sebagai salah satu negara dengan infrastruktur terbesar, yakni lebih dari 10.000 lapangan dan dua juta pemain. Dari sana, padel menyebar ke Chili sejak 1990-an serta mengakar kuat di Paraguay, yang dikenal sebagai pusat turnamen dan budaya padel di kawasan tersebut.
Pertumbuhan padel juga terlihat di kawasan Iberia, dengan Portugal yang semakin ramai menggelar turnamen dan pembangunan lapangan baru. Sementara itu, ekspansinya merambah Timur Tengah lewat Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Di Kuwait, padel bahkan mampu menggeser perhatian publik dari olahraga musiman, sedangkan UEA dalam satu dekade terakhir mencatat pertumbuhan pesat, dan Qatar mulai aktif mengembangkan padel sejak 2017.
Secara keseluruhan, setidaknya 15 negara tercatat sebagai pusat pertumbuhan padel: Spanyol, Denmark, Swedia, Portugal, Finlandia, Chili, Belgia, Italia, Paraguay, Norwegia, Belanda, Argentina, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Dari titik awalnya di Meksiko, padel kini menjelma sebagai olahraga global. Dengan infrastruktur yang terus bertambah dan dukungan komunitas di berbagai benua, olahraga ini diprediksi akan semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu cabang paling menjanjikan di masa depan.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)