JAKARTA, TM.ID : Pemerintah Indonesia menyampaikan dorongan untuk penanganan tantangan global secara bersama negara-negara G20. Hal tersebut disampaikan pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) ke-3 di bawah Presidensi India.
Adapun isu-isu tersebut diantaranya, ekonomi dan kesehatan global, keuangan berkelanjutan dan infrastruktur, arsitektur keuangan internasional, perpajakan internasional serta sektor keuangan dan inklusi keuangan.
“Kami menyambut penyelesaian call for proposals oleh Pandemic Fund (Dana Pandemi) dan menantikan putaran pertama pendanaan yang akan masuk secara bertahap dalam beberapa bulan. Akan tetapi, mobilisasi Dana Pandemi saat ini baru mencapai $1,7 miliar, masih jauh dibanding kebutuhan dana sebesar $10,5 miliar,” jelas Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan resminya yang diterima teropongmedia melalui laman kemenkeu.
BACA JUGA : BI Prediksi Perekonomian Jabar Meroket Sepanjang Pesta Demokrasi 2024
Dalam agenda keuangan berkelanjutan dan infrastruktur, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan ada berbagai faktor penting dalam mencapai tujuan bersama dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan agenda iklim bersama.
Faktor – faktor tersebut yaitu keuangan transisi, skema pembiayaan campuran (blended finance), kebijakan yang menyeluruh baik dari fiskal, sektor riil, makro serta mikroprudensial, dan klasifikasi aktivitas transisi hijau.
Indonesia Dorong Upaya Bersama
Untuk mencapai tujuan tersebut, kolaborasi global dan upaya internasional, termasuk pendanaan internasional dan dukungan teknis, penting untuk membantu menurunkan biaya yang dibutuhkan oleh tiap negara untuk tetap berada di jalur dalam mencapai target iklim dan pembangunan berkelanjutan bersama.
Lebih lanjut Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, Terkait infrastruktur, Indonesia mendukung prinsip – prinsip G20 dalam pembiayaan kota masa depan sebagai sebagai acuan sukarela dan tidak mengikat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan untuk mencapai kota inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Pada agenda arsitektur keuangan internasional, Indonesia mendorong implementasi dari roadmap Kerangka Kecukupan Modal (Capital Adequacy Framework) dari Bank Pembangunan Multilateral dan mendorong mereka untuk memiliki target konkrit untuk meningkatkan kapasitas pinjamannya
Isu selanjutnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu perpajakan internasional. Pada kesempatan tersebut, Menkeu Sri Mulyani menegaskan kembali bahwa tujuan dari Solusi Dua Pilar, yaitu untuk meningkatkan keadilan, kemudahan, dan kepastian.
(usamah)