BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pelatih tunggal putri Indonesia, Imam Tohari, menilai tantangan terbesar Putri Kusuma Wardani (Putri KW) saat ini bukan sekadar teknik atau fisik, melainkan keberanian mental ketika menghadapi lawan papan atas. Hal itu ia soroti setelah Putri kalah dari Akane Yamaguchi di perempat final China Masters 2025 pekan lalu.
Menurut Imam, Putri kerap kesulitan beradaptasi dengan perubahan pola permainan lawan yang lebih matang. Empat pemain elite dunia, seperti An Se Young, Wang Zhi Yi, Akane Yamaguchi, dan Chen Yu Fei disebutnya masih menjadi “tembok” yang harus ditembus Putri.
“Masalah utama kemarin adalah keyakinan. Begitu Akane mengubah tempo, Putri terlihat ragu. PR besar kami adalah membiasakan dia menghadapi variasi pola dengan lebih percaya diri,” ungkap Imam.
Baca Juga:
Kejutan Putri KW Terhenti di Babak Perempat Final Malaysia Masters
Imam menambahkan, saat ini ia sedang melatih Putri agar mampu mengendalikan tempo pertandingan, tidak selalu terbawa oleh gaya lawan.
“Putri harus belajar memainkan ritme. Kadang cepat, kadang lambat, agar tidak mudah ditebak. Itu kunci untuk bisa sejajar dengan pemain top,” ujarnya.
Korea Open 2025 pun bakal menjadi ajang uji mental berikutnya bagi Putri. Jika undian mempertemukannya lagi dengan Akane, Imam berharap anak didiknya tidak gentar.
“Saya ingin dia bisa melawan dengan lebih berani. Target awalnya semifinal dulu, tapi yang terpenting adalah bagaimana dia menunjukkan progres dalam menghadapi tekanan lawan-lawan besar,” tegasnya.
Bagi Putri, turnamen di Korea bukan hanya soal mengejar hasil, melainkan kesempatan membuktikan bahwa dirinya semakin siap menghadapi kerasnya persaingan tunggal putri dunia.
(Budis)