BANDUNG, SUARMAHASISWAAWARDS — Atensi merupakan salah satu komponen dari fungsi kognitifyang terdiri dari tiga aspek, yaitu alerting, orienting dan executive attention.
Kegagalan atensi dipahami sebagaipenyebab utama penurunan fungsi kognitif pada kurang tidurTidur merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan atauhilangnya persepsi dan reaksi terhadap lingkungan, namunindividu masih dapat dibangunkan kembali denganrangsangan yang cukup kuat.
Kualitas tidur merupakan suatufenomena kompleks yang meliputi aspek kuantatif dan kualitatif tidur seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukanuntuk bisa tertidur, frekuensi terbangun, dan aspek subjektifseperti kedalaman dan kepulasan tidur. Kualitas tidur yang buruk pada responden dapat menyebabkan gangguankonsentrasi.
Salah satu komponen dari fungsi kognitif adalah atensi. Atensi merupakan kemampuan untuk memfokuskan(memusatkan) perhatian pada masalah yang dihadapi. Hakikatatensi adalah cara-cara kita untuk memproses sejumlahinfomasi yang secara aktif dan terbatas dari sejumlah besarinformasi yang di sediakan indera, memori yang tersimpan, dan oleh proses kognitif yang lain.
Faktor – faktor yang dapatmempengaruhi atensi seseorang, yaitu riwayat cedera kepala, stress, kualitas tidur dan obat-obatan. Kegagalan atensidipahami sebagai penyebab utama penurunan fungsi kognitifpada kurang tidur. Kurang tidur menyebabkan efek umumpada kesadaran dan atensi atau efek selektif terhadap area tertentu di otak.
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan tak sadar yang dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik ataudengan rangsang lainnya. Sementara, kualitas tidur adalahkemampuan individu untuk dapat tetap tidur, tidak hanyamencapai jumlah atau lamanya tidur.
Kualitas tidurmenunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat yang sesuai dengankebutuhannya. Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabilatidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidakmengalami masalah dalam tidurnya.
Kualitas tidur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses atensi seseorang. Pada saat seseorangtidur, maka akan terjadi proses coupling antara striatum ventral yang berfungsi memberikan sistem reward kepadatubuh dengan Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) yang mengatur proses atensi.
DLPFC adalah bagian otak yang terakhir berkembang, yaitu pada masa anak-anak menjelangmasa peralihan. Para ahli menyebutkan bahwa apabila anak-anak memiliki kualitas tidur yang buruk secara terus-menerus, maka DLPFC mereka tidak akan berkembang dengan baikatau immature.
Fungsi utama dari DLPFC adalah mengaturdan mengontrol jalannya fungsi kognitif yang mana salah satunya adalah atensi, apabila DPLFC tidak berkembang, maka fungsi kognitif pun juga tidak akan maksimal, karenaorgan pengatur nya tidak berkembang secara sempurna.
Selain ditentukan dari durasi tidur, kualitas tidur juga ditentukan dari beberapa faktor seperti onset tidur, efisiensikebiasaan tidur, gangguan tidur dan penggunaan obat tidur.
Tidur merupakan keadaan yang sangat penting dalamkehidupan yang memainkan peran penting dalamperkembangan normal dan fungsi sehari-hari. Tidur tidakhanya berdampak pada pertumbuhan fisik, perilaku dan perkembangan emosional, tetapi juga berkaitan erat denganfungsi kognitif, belajar dan perhatian (atensi).
Kekurangantidur tentu akan mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat. Keadaan terjaga yang berkepanjangan sering dihubungkandengan gangguan proses berpikir yang progresif, dan kadang-kadang bahkan dapat menyebabkan aktivitas perilaku yang abnormal.
PEMBAHASAN
Mahasiswa pulang-pergi (commuter students) menghadapitantangan yang berbeda dibandingkan mahasiswa yang tinggaldi dekat kampus atau di asrama. Salah satu faktor pentingyang dapat memengaruhi performa akademik mereka adalahkualitas tidur, yang sangat berhubungan dengankemampuan atensi atau perhatian saat mengikutipembelajaran di kelas.
Mahasiswa pulang-pergi menghadapijadwal harian yang padat, termasuk waktu tempuh yang panjang dari rumah ke kampus. Akibatnya, mereka harusbangun lebih pagi dan tiba di rumah lebih malamdibandingkan mahasiswa yang tinggal di asrama atau kos. Waktu tidur yang terbatas serta kelelahan akibat perjalananmenjadi penyebab utama terganggunya kualitas tidur.
Studi menunjukkan bahwa mahasiswa pulang-pergi memilikikecenderungan lebih tinggi mengalami gangguan tidur dan stres dibandingkan mahasiswa indekos. Kondisi inimenurunkan kesiapan mental dan fisik untuk menerima materipembelajaran di kelas
Hasil riset menunjukkan bahwa kemacetan lalu lintas jugamenyebabkan kurangnya kualitas tidur dan atensi, meningkatkan tingkat stres dan kelelahan, serta mengurangimotivasi belajar mahasiswa. Hal ini berdampak pada kualitaswaktu belajar dan prestasi akademik mereka.
Solusi yang diusulkan termasuk peningkatan infrastruktur jalan, pengembangan transportasi umum, dan penerapan kebijakanfleksibilitas waktu masuk kuliah untuk mengurangi dampaknegatif dari kemacetan lalu lintas. Langkah-langkah inidiharapkan dapat meningkatkan mobilitas.
Kelelahan adalah hasil dari pembebanan otot, baik secarastatis yang mengurangi aliran darah ke otot dan menyebabkanpenumpukan asam laktat, maupun karena distribusipembebanan otot yang tidak merata di beberapa bagian tubuh.
Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memfasilitasi pemulihan setelah istirahat. Otak memainkan peran sentral dalam mengatur kelelahan. Di dalam sistem saraf, terdapat dua sistem yang berperan, yaitu sistem aktivasi(simpatis) dan sistem inhibisi (parasimpatis). Pembebananotot statis mengacu pada situasi di mana otot dipaksa untuktetap dalam posisi tertentu tanpa gerakan yang signifikan.
Akibatnya, aliran darah ke otot berkurang, menyebabkanakumulasi asam laktat yang memicu rasa lelah dan ketidaknyamanan. Pada saat yang sama, ketidakmerataan dalam distribusi pembebanan otot dapat menghasilkan kelelahan yang terfokus pada area-area tertentu.
Tidur yang cukup dan berkualitas berperan penting dalampemulihan mental, konsolidasi memori, dan optimalisasifungsi kognitif, termasuk atensi. Kurangnya tidurmenyebabkan gangguan atensi selektif, mudah terdistraksi, serta menurunnya kemampuan dalam memahami informasikompleks.
Mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam per malamcenderung mengalami rasa kantuk berlebihan saatperkuliahan, kehilangan fokus, serta penurunan motivasibelajar. Hal ini berdampak pada partisipasi aktif dalam kelasdan kemampuan akademik secara keseluruhan.
Kualitas tidur yang rendah berkorelasi langsung denganrendahnya kapasitas atensi berkelanjutan (sustained attention) dan atensi selektif. Mahasiswa menjadi lebih mudahterdistraksi oleh rangsangan eksternal maupun internal, yang menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap materiperkuliahan. Situasi ini diperburuk oleh kelelahan fisik akibatperjalanan harian, yang menurunkan kesiapan mental dalammengikuti proses belajar mengajar.
Penelitian oleh Hershner dan Chervin (2014) mengungkapkanbahwa mahasiswa dengan kualitas tidur buruk menunjukkannilai akademik yang lebih rendah dan keterlibatan kelas yang lebih pasif. Sementara itu, Lo et al. (2016) menemukan bahwakurang tidur hanya satu malam dapat menurunkan performaatensi hingga 32%, memperlihatkan betapa vitalnya perantidur dalam mendukung fungsi kognitif.
Mahasiswa pulang-pergi sering kali harus bangun lebih pagidan pulang lebih malam dibandingkan mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus. Akibatnya, waktu tidur merekaterpangkas. Padahal, istirahat yang cukup sangat penting agar otak bisa bekerja secara optimal. Situasi ini membuatmahasiswa jenis ini lebih rentan mengalami gangguankonsentrasi selama mengikuti perkuliahan.
Kualitas tidur berperan penting dalam mendukung atensimahasiswa selama proses pembelajaran di kelas. Mahasiswa pulang-pergi memiliki risiko lebih tinggi mengalamigangguan tidur akibat rutinitas perjalanan dan waktu istirahatyang terbatas.
Gangguan ini berdampak pada menurunnyafungsi kognitif, khususnya kemampuan fokus, yang menghambat pencapaian akademik. Oleh karena itu, pentingbagi institusi pendidikan untuk memberikan dukunganstruktural guna meningkatkan kualitas hidup dan keberhasilanakademik mahasiswa, khususnya mereka yang menjalani polahidup pulang-pergi
Penulis:
Randi Kusnandi