BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami tekanan setelah melakukan wawancara dengan pakar militer Connie Rahakundini dalam acara kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored beberapa waktu lalu.
Pernyataan ini disampaikan Hasto saat membacakan nota keberatan (eksepsi) atas dakwaan jaksa KPK dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI serta dugaan perintangan penyidikan, yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
Menurut Hasto, wawancara tersebut sempat mendapat sambutan besar dari publik dengan lebih dari empat juta penonton, dan dalam siniar tersebut, Connie menyampaikan bahwa Hasto disebut akan ditetapkan sebagai tersangka.
“Saat itu, Prof. Connie menyampaikan pesan dari petinggi aparatur negara, yakni aparat TNI dan Polri yang Merah Putih, yang menginformasikan bahwa saya akan ditersangkakan jika tetap kritis, termasuk dalam Pilkada di beberapa wilayah yang ‘sudah dikondisikan’,” ujar Hasto di hadapan majelis hakim.
Ia juga menyebut bahwa tekanan terhadap dirinya meningkat dalam rentang waktu 4 hingga 15 Desember 2024, atau menjelang keputusan DPP PDIP memecat Presiden ke-7 RI Joko Widodo dari keanggotaan partai.
“Pada periode itu, ada utusan yang mengaku dari pejabat negara, yang meminta agar saya mundur, tidak boleh melakukan pemecatan, atau saya akan ditersangkakan dan ditangkap,” lanjutnya.
Hasto resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 24 Desember 2024, hanya sepekan setelah pemecatan Jokowi, putranya Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution dari PDIP. Ia menyoroti bahwa penetapan status tersangka dilakukan pada malam Natal, yang menurutnya menyimpan pesan politis.
Hasto pun mengisyaratkan bahwa penggunaan hukum sebagai alat tekanan politik tidak hanya menimpa dirinya dan partainya, tetapi berpotensi terjadi juga pada partai lain.
(Saepul/Budis)