BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sejumlah warga kurang mampu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengais sisa panen padi di tengah mahalnya harga beras dan ketidakstabilan harga bahan pokok.
Para warga tersebut berbondong-bondong ke sawah yang telah dipanen untuk mengumpulkan butiran gabah atau padi yang tertinggal.
Pemandangan serupa tampak di area persawahan Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Berbekal caping, potongan kayu, dan karung, warga memunguti butiran padi yang tersisa di lahan satu per satu. Dalam sehari, mereka hanya mampu mengumpulkan sekitar 1 hingga 2 kilogram gabah, yang kemudian digunakan untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga.
Pekerjaan sebagai pemungut sisa panen padi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Awalnya hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, namun kini jumlahnya semakin bertambah, terutama ketika harga beras naik dan bantuan pangan belum juga diterima.
Salah satu warga yang menjalani pekerjaan ini adalah Kasmi, perempuan paruh baya asal Desa Petir. Ia mengaku selalu berkeliling sawah setiap kali musim panen tiba. Dengan alat sederhana bernama ani-ani, Kasmi mengumpulkan butiran padi sedikit demi sedikit lalu memasukkannya ke dalam wadah yang dibawanya.
Baca Juga:
2 Kecamatan di Tasikmalaya Gagal Panen Padi Gegara Serangan Hama Tikus
Memaknai Tradisi Mapag Sri di Tanah Indramayu: Wujud Syukur atas Panen Padi yang Melimpah
“Meskipun hasilnya tidak seberapa, setidaknya bisa untuk makan keluarga di rumah,” ujar Kasmi.
Fenomena ini mencerminkan secara nyata perjuangan masyarakat pedesaan untuk bertahan hidup di tengah kondisi harga beras yang terus berubah-ubah dan semakin sulit dijangkau oleh kalangan kurang mampu.
(Virdiya/Budis)