BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam upaya memperkuat kemandirian ekonomi desa, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyerukan kepada seluruh kepala kampung, bupati, hingga gubernur untuk segera membentuk Koperasi Desa (Kopdes) dan Kelurahan Merah Putih secara serentak dan presisi.
Ajakan ini bukan tanpa alasan. Menurut Yandri, kehadiran Kopdes Merah Putih menjadi solusi strategis untuk menyederhanakan rantai produksi dan distribusi barang maupun jasa yang selama ini terlalu panjang. Tujuannya jelas: efisiensi meningkat, biaya ditekan, dan kualitas jadi lebih baik.
“Petani kita itu rata-rata korban terlalu panjangnya rentang kendali distribusi, sehingga tengkulak lah yang untung. Kadang-kadang panen padi rugi, panen cabe rugi. Maka dengan Kopdes ini akan memotong rantai panjang tadi Bapak Ibu,” jelas Mendes Yandri saat memberi arahan dalam Peluncuran dan Monitoring Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih se-Provinsi Papua, di Kantor Gubernur Provinsi Papua mengutip dari kemendesa, Senin (2/6/2025).
Kebijakan ini, menurut Yandri, juga menjadi bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi desa yang adil dan merata. Salah satu fokus utama adalah menstabilkan harga bahan pangan, terutama di wilayah yang selama ini mengalami disparitas harga cukup tinggi, seperti Papua.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran Koperasi Desa Merah Putih di Papua ini bisa mengendalikan harga yang selama ini disparitasnya sangat tinggi khususnya di tanah Papua,” papar Mendes Yandri.
Baca Juga:
Koperasi Desa Merah Putih Karamatwangi Garut Dinilai Layak Jadi Percontohan
Puan Desak Klarifikasi Budi Arie, Buntut Pernyataan Dana Judol PDIP
Salah satu upaya memangkas dominasi tengkulak
Langkah besar ini merupakan implementasi dari Keputusan Presiden (Keppres) No. 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih.
Salah satu misi utamanya adalah memangkas dominasi tengkulak dan rentenir yang selama ini merugikan masyarakat desa. Bahkan, pemerintah siap menggelontorkan bantuan lewat bank milik negara dengan bunga kecil tanpa syarat keanggotaan koperasi.
“Maka jangan sampai rentenir atau pihak yang terlalu banyak ruang untuk melakukan eksploitasi kepada anak bangsa melalui bunga yang besar, bunga harian, yang sifatnya sesungguhnya tidak menolong,” ujar Mendes Yandri.
Wakil Menteri Desa (Wamendes) Ariza turut menegaskan pentingnya koperasi yang sehat dan menguntungkan. Menurutnya, jika koperasi dikelola secara profesional dan bisa menghasilkan profit, maka hasil tersebut akan dikembalikan untuk kesejahteraan anggota koperasi.
“Jadi namanya Koperasi kalau mau panjang, itu ya harus untung. Kalau untung, pemasukan harus lebih besar dari pada pengeluaran,” jelas Wamen Ariza.
Ia menambahkan bahwa unit simpan pinjam di dalam Kopdes Merah Putih juga harus bersaing secara sehat dengan lembaga keuangan lainnya.
Hal ini bisa dilakukan dengan menawarkan suku bunga simpanan yang kompetitif, agar lebih banyak masyarakat yang mau menyimpan daripada hanya meminjam.
“Kalau koperasinya untung, maka usaha simpan pinjam akan lebih banyak yang menyimpan dari pada yang meminjam. Selama ini yang kita dengar lebih banyak yang pinjam dari gak ada yang simpan,” kata Wamendes Ariza.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Pj. Gubernur Papua Ramses Limbong, Kepala BPSDM Kemendes PDT Agustomi Masik, Dirjen PEID Tabrani, dan Dirjen PDP Nugroho Setijo Nagoro. Dengan sinergi seluruh pihak, Kopdes Merah Putih diharapkan menjadi tonggak baru kebangkitan ekonomi desa Indonesia.
(Hafidah Rismayanti/Budis)