BANDUNG,TM.ID: Nabi Ibrahim adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah agama Islam. Dalam perjalanan hidupnya, beliau terkenal dengan berbagai gelar atau julukan yang mencerminkan kepribadian dan perjuangannya yang luar biasa salah satunya gelar Ulul Azmi.
Mari kita ketahui lebih dalam lima gelar atau julukan yang menghiasi kisah Nabi Ibrahim ini. Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya!
Gelar Ulul Azmi
Gelar Ulul Azmi adalah gelar yang menonjol pertama dalam kisah Nabi Ibrahim. Dalam QS Al-Ahqaf: 35 dan QS Al-Azhab: 7, Nabi Ibrahim sebagai sosok yang memiliki keteguhan hati yang luar biasa.
Gelar ini diberikan atas kesabaran dan keberaniannya menghadapi tantangan. Terutama ketika menghadapi kekejaman Raja Namrud yang menentang dakwah Islam.
Abu Al-Anbiya
Selain sebagai sosok yang teguh, Nabi Ibrahim juga memiliki gelar Abu Al-Anbiya, atau bapaknya para nabi. Gelar ini ada karena dari keturunannya lahir banyak nabi besar, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Dari keturunan Nabi Ismail dan Nabi Ishaq, terbentuklah garis keturunan para nabi yang membawa risalah ilahi kepada umat manusia.
Abu At-Tauhid
Nabi Ibrahim juga memiliki gelar Abu At-Tauhid, yang artinya bapak agama tauhid. Gelar ini mencerminkan perjuangan Nabi Ibrahim dalam menegakkan tauhid, konsep keesaan Allah yang menjadi dasar utama ajaran Islam.
Dengan keteguhan dan ketabahan, beliau berjuang untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada umat manusia.
BACA JUGA: Kisah Singkat 5 Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi
Khalilullah
Sebagai pribadi yang begitu dekat dengan Allah SWT, Nabi Ibrahim mendapat gelar Khalilullah, yang berarti kesayangan Allah. Gelar ini mencerminkan hubungan yang erat antara Nabi Ibrahim dengan Sang Pencipta.
Keikhlasan dan ketulusan hati beliau dalam beribadah dan berjuang membuatnya menjadi kesayangan Allah.
Abu Ad-Dhaifan
Terakhir, Nabi Ibrahim mendapat julukan Abu Ad-Dhaifan, bapak para tamu. Gelar ini diberikan karena sikap dermawan dan keramahan beliau terhadap para tamu.
Nabi Ibrahim terkenal karena selalu menyambut tamu dengan tulus dan memuliakan mereka, bahkan tidak pernah makan kecuali ada tamu yang menemaninya.
(Kaje/Usk)