JAKARTA, TEROPONGMEDIA — Belakangan ini ramai kabar soal isi pesan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk berhati-hati memilih anggota kabinetnya.
Luhut mengatakan, agar Prabowo mengecualikan individu yang mempunyai sifat bermasalah atau toxic.
“Dalam pesan saya kepada Presiden terpilih, saya katakan jangan bawa orang ‘toxic’ ke dalam pemerintahanmu, karena itu akan merugikan kita semua,” ujar Luhut Pandjaitan dalam acara Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth di Jakarta pada Jumat 3 Mei 2024.
Pesan tersebut dilontarkan Luhut sebagai pembelajaran dari pengalamannya selama 10 tahun terakhir bekerja dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyoroti salah satu permasalahan utama dalam pemerintahan Indonesia adalah adanya regulasi-regulasi yang bertentangan dengan kepentingan nasional.
“Saya telah berusaha memperbaiki banyak permasalahan tersebut,” kata Luhut.
Pernyataan Luhut itu pun mendapat respon sejumlah pihak. Salah satunya Ketua Umum Ikatan Sarjana Al-Washliyah, Adheri Zulfikri Sitompul.
Adheri mengaku prihatin bila kabinet pemerintahan berikutnya diisi oleh orang orang yang tidak memiliki kemampuan dan diragukan kredibilitasnya.
Ia pun mendukung pesan yang tegas disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
“Jangan membawa orang toxic ke pemerintahan karena pasti sangat merugikan,” kata Adheri seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu 5 Mei 2024.
Sebagai bagian dari kelompok ormas yang mengamati jalannya pemerintahan, Adheri mencermati ada tiga katagori orang toxic yang bisa berpengaruh ke kabinet, pertama, sosok yang sering diperiksa aparat penegak hukum karena kasus dugaan rasuah.
BACA JUGA: Relawan Prabowo Buka Pintu untuk Partai Koalisi AMIN
Selain itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meminta agar tidak ada pihak-pihak yang memecah belah antara relawan dengan Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran.
Ia menyebut, semangat Presiden terpilih Prabowo adalah untuk bisa merangkul sebanyak mungkin elemen bangsa.
“Jangan dikotori gaya berpolitik toxic dan memecah belah, ada yang entah di mana waktu Pilpres, tapi saat ini kemudian serasa paling pahlawan serta mengklaim kerja kerja relawan dengan tujuan minta jabatan tertentu pada pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya. Inilah termasuk toxic yang sesungguhnya yang mungkin dimaksud oleh Pak Luhut,” terang Habiburokhman.
(Dist)