BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komika dan produser Ernest Prakasa mengaku kehilangan harapan pada pemerintah ke depan, menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Permasyarakatan RI, Yusril Ihza Mahendra.
Yusril, yang baru saja dilantik sebagai menteri Kabinet Merah Putih pada Minggu (21/10/2024), menyatakan bahwa Tragedi Mei 1998 tidak termasuk dalam pelanggaran HAM berat.
“Day 1. Makanya jangan berharap apa-apa udah paling bener,” tulis Ernest di akun X miliknya, Senin (21/10/2024). Unggahan Ernest ini sontak mengundang berbagai respons dari netizen.
Dalam sebuah wawancara, Yusril menyebut bahwa tragedi Kerusuhan Mei 1998 bukan termasuk pelanggaran HAM berat. Karena menurutnya, yang dianggap pelanggaran HAM berat adalah genosida atau pembersihan etnis.
Yusril mengklaim Indonesia tidak mengalami pelanggaran HAM berat dalam beberapa tahun terakhir. Serta menyebut pelanggaran HAM besar di Indonesia terjadi di tahun 1960, bukan tahun 1998.
Pernyataan Yusril ini bertolak belakang dengan pernyataan Komnas HAM yang menegaskan bahwa Kerusuhan Mei 1998 menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang masih belum tuntas.
BACA JUGA : Ikutan Bisnis Pasir Laut, Said Didu Sentil Yusril Ihza Mahendra
Kekecewaan Ernest Prakasa ini menunjukkan bahwa masih banyak pihak yang berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu, termasuk Tragedi Mei 1998.
Pernyataan Yusril yang menepis hal tersebut tentu saja menimbulkan kekecewaan dan membuat banyak orang kehilangan harapan.
(Hafidah Rismayanti/Aak)