BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penutupan total Taman Alun-Alun Bandung mulai Senin (11/8/2025) hingga akhir November 2025 tak hanya mengubah wajah kawasan tersebut, tetapi juga mempengaruhi aktivitas para pedagang yang menggantungkan penghasilan dari keramaian di pusat kota.
Salah satunya adalah Kang Ayi, pedagang cuangki yang kerap berjualan di sekitar Alun-Alun. Meski tidak bergantung pada satu titik mangkal, ia mengaku tetap merasakan dampak penurunan pengunjung.
“Saya mah ya aman sih soalnya kan saya emang biasa keliling, gk mangkal di satu tempat. Tapi ya lumayan ngaruh sih soalnya saya harus mangkla lebih lama biar pendapatan gk turun,” ujarnya.
Baca Juga:
Revitalisasi Alun-Alun Bandung Habiskan Rp4 Miliar, Kini Lebih Ramah Disabilitas
Alun-Alun Bandung Ditutup 4 Bulan, Penataan Tahap II Siap Bikin Taman Lebih Keren
Selama masa penutupan, proyek penataan tahap II akan dilakukan, mencakup perbaikan pagar, penataan tanaman, penggantian lampu penerangan, pengerasan area, hingga perawatan pohon. Pekerjaan ini menutup seluruh akses masuk ke area taman, sehingga pergerakan wisatawan di sekitar kawasan diperkirakan berkurang.
Bagi pedagang seperti Kang Ayi, perubahan ini memaksanya menyesuaikan rute berjualan. Jika biasanya ia bisa mengandalkan keramaian pengunjung Alun-Alun, kini ia harus berkeliling ke wilayah yang lebih ramai demi menjaga pendapatan harian. Kondisi ini menggambarkan bahwa meski tidak semua pedagang menetap di satu titik, penutupan ruang publik ikonik seperti Alun-Alun Bandung tetap menimbulkan dampak ekonomi yang nyata.
Penulis:
Muhammad amni fii imani
Jurusan ilmu komunikasi
Universitas Informatika dan Bisnis Insonesia (UNIBI)
SOURCE PHOTO
(Instagram/@infobandung_)