BANDUNG,TM.ID: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan dalam situasi ekonomi global yang melemah, ekonomi Indonesia tetap stabil dengan pertumbuhan yang baik dalam sektor konsumsi dan produksi.
Sementara itu, pasar keuangan dalam negeri masih mengalami perubahan yang dinamis. Indeks Manufaktur PMI masih menunjukkan peningkatan, menandakan kelanjutan ekspansi ekonomi Indonesia, dan neraca perdagangan tetap surplus untuk bulan ke-46 berturut-turut.
“Ini adalah sesuatu yang bagus karena di dalam level dunia harga komoditas mengalami pelemahan, yang biasanya di atas kertas untuk Indonesia yang perekonomiannya juga sangat ditentukan oleh komoditas resiliensi dari PMI dan ekonomi kita itu berarti menunjukkan sesuatu ketahanan yang sangat baik,” kata Sri Mulyani Menkeu dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) edisi bulan Maret 2024, di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, mengutip setkab, Selasa (26/3/2024).
Menurut Menteri Keuangan, hingga 15 Maret 2024, pendapatan negara berhasil terkumpul sebesar Rp493,2 triliun, mencapai 17,6 persen dari target yang ditetapkan, sementara belanja negara telah direalisasikan sebesar Rp470,3 triliun atau 14,1 persen dari pagu anggaran.
Dengan demikian, surplus APBN mencapai Rp22,8 triliun atau setara dengan 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).
BACA JUGA: Wamenkeu: Soal Transaksi Janggal, Data Sama dengan Mahfud MD
“Posisi APBN masih mengalami surplus Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari PDB dengan keseimbangan primer juga surplus Rp132,1 triliun,” jelas Kemkeu.
Dalam hal ini, menurutnya kinerja APBN sampai 15 Maret 2024 masih stabil. APBN berhasil mempertahankan surplus dengan kinerja keseluruhan yang sesuai target.
(Vini/Aak)