BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Kamaru Usman tampaknya mulai melonggarkan prinsip lamanya. Setelah bertahun-tahun menolak bertarung melawan teman dekat seperti Israel Adesanya karena kedekatan emosional dan latar belakang yang sama, kini mantan juara kelas welter UFC itu membuka diri untuk menghadapi Islam Makhachev, meski mereka berada dalam lingkaran pertemanan yang sama.
Usman menyatakan bahwa ia tak melihat hubungan personal sebagai penghalang dalam pertarungan profesional.
Menurutnya, jika tujuannya untuk berkembang dan saling menguntungkan, persahabatan bisa tetap terjaga di luar oktagon.
“Saya menyukai Islam, saya menyukai Khabib. Tapi ini dunia profesional. Teman sejati bisa saling bantu membuat kaya,” ujar Usman dalam sesi bincang bersama Henry Cejudo, dikutip dari Bloody Elbow, Sabtu (17/5/2025).
Ia menilai bahwa potensi laga melawan Makhachev bukan hanya realistis, tapi juga menjanjikan secara nilai jual: duel antara mantan petarung pound-for-pound terbaik melawan pemegang gelar yang kini menguasai posisi tersebut.
Meski di masa lalu Usman menolak naik ke kelas menengah demi menghindari pertarungan melawan Israel Adesanya, karena keduanya sama-sama mewakili Nigeria, pendiriannya kini berubah.
Ia menyadari, dinamika dalam UFC menuntut fleksibilitas, bahkan terhadap hal-hal yang dulunya dianggap sebagai garis merah.
Hal ini kontras dengan sikap tim Khabib yang sempat menegaskan bahwa Islam Makhachev tak akan naik ke kelas welter selama sahabat mereka, Belal Muhammad, masih menjadi juara.
Baca Juga:
Kamaru Usman Siap Kembali, Hadapi Joaquin Buckley di UFC Atlanta 2025
Namun kekalahan Belal dari Della Maddalena membuka pintu bagi Islam untuk naik kelas.
Sementara itu, Usman tengah berada dalam periode sulit setelah tiga kekalahan beruntun, termasuk dari Leon Edwards (dua kali) dan Khamzat Chimaev.
Ia dijadwalkan kembali ke arena menghadapi Joaquin Buckley pada 14 Juni, dalam upaya membangun ulang reputasinya sebagai elite UFC.
Jika pertarungan melawan Makhachev benar-benar terjadi, itu tak hanya jadi laga besar—tapi juga menandai transformasi besar dalam pendekatan karier seorang Kamaru Usman.
(Budis)