JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Polemik mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin (Yai Mim) terus bergulir. Baru-baru ini, dirinya angkat bicara mengenai tuduhan dugaan pencabulan yang belakangan menyeret namanya oleh tetangganya sendiri, wanita bernama Sahara.
Dalam pernyataannya, ia menyebut, hal itu hanyalah bentuk kesalahpahaman yang dipicu oleh konflik pribadi dengan tetangganya tersebut.
Persoalan itu, menurutnya tidak hanya menyangkut tuduhan tidak senonoh, tetapi juga berkaitan dengan sengketa tanah wakaf yang masih bergulir.
Eks akademisi UIN Malang itu menceritakan, kejadian bermula saat Sahara mengantarkan makanan ke rumahnya. Saat itu, istri Yai Mim tengah menjalankan ibadah haji. Anak Sahara, bernama Sepim, yang masih kecil, kebetulan sedang bermain di rumahnya.
“Sepim itu anak dari Ibu Sahara, masih kecil. Karena si Sepim ini masuk ke rumah, Ibu Sahara ngikutin sambil bawa nasi. Katanya masakannya enak sekali,” ujar Yai Mim dalam tayangan kanal YouTube Denny Sumargo, Selasa (30/09/2025).
Ia menuturkan, bahwa Sahara sempat mengunci pintu rumahnya untuk mencegah anaknya keluar. Namun, Yai Mim menolak pintu dikunci, mengingat ia sedang sendirian di rumah tanpa kehadiran istri.
“Saya bilang jangan dikunci, katanya (Sahara) biar Sepim enggak keluar,” kata Yai Mim.
Lalu, kata Ya Mim, setelah aktivitasnya dengan naik ke lantai tiga untuk mencuci pakaian. Saat itu, ia hanya mengenakan celana pendek, seperti kebiasaan hariannya di rumah. Tanpa diduga, Sahara menyusul ke lantai atas dan memergokinya, lalu berteriak menuduh dirinya “cabul”.
“Mendengar suara itu saya kaget, lalu lari ke balkon sebelah supaya tidak terjadi fitnah,” katanya.
Yai Mim menyatakan bahwa pemahaman antara dirinya dan Sahara mengenai definisi “cabul” mungkin berbeda. Menurutnya, Sahara mungkin menilai seorang pria yang mengenakan pakaian minim di rumah bisa dikategorikan cabul, sementara baginya hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa dilakukan di ranah pribadi.
Saat kejadian, suami Sahara disebut sedang berada di depan rumah. Yai Mim mengaku khawatir jika teriakan Sahara memicu kesalahpahaman, namun situasi tak berlanjut karena Sahara langsung turun dan keluar rumah.
Setelah kejadian tersebut, menurut Yai Mim, permasalahan terus bergulir dan semakin rumit. Sahara kemudian mengunggah rekaman video pertengkaran mereka ke media sosial, yang menimbulkan perhatian publik.
BACA JUGA:
Warga Kompak Usir Eks Dosen UIN Malang: Ini Sanksi Sosial!
Viral! Dosen UIN Malang Ribut dengan Warga, Bawa-bawa Mahasiswa
“Ini persoalannya bergulir, kemudian Ibu Sahara posting (video) bertengkar, itu baru muncul setelah datang ke rumah beberapa kali,” kaya Yai Mim.
Tak hanya persoalan tuduhan pencabulan, Yai Mim juga diketahui berselisih dengan Sahara mengenai status tanah yang diklaim sebagai tanah wakaf. Perselisihan ini bahkan sudah melibatkan warga sekitar di Perumahan Depag III, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru.
Mediasi yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (30/9/2025) pun harus ditunda karena Yai Mim tidak dapat hadir. Pihak kelurahan berencana menjadwalkan ulang proses mediasi tersebut.
Warga disebut mengangkat beberapa isu dalam mediasi itu, seperti status lahan yang diklaim sebagai wakaf, dugaan pemindahan patok batas tanah, hingga kabar pengusiran dan larangan salat berjemaah di musala.
(Saepul)