BANDUNG, TEROPONGEMEDIA.ID — Dua Penyanyi ternama asal Amerika Serikat, Billie Eilish and Lana Del Rey, duduk bersama bertukar kisah asmara mereka yang juga mengilhami sejumlah karya masterpiece keduanya.
Del Rey dan Eilish mengatakan, kisah asmara mereka tidak melulu berakhir menyedihkan dan saling membenci, seperti kebanyakan yang tertuang dalam lirik lagu mereka.
“Saya tidak tahu sudah berapa kali saya benar-benar jatuh cinta. Menurutku ada versi cinta yang berbeda-beda, dan menurutku kamu bisa saja jatuh cinta, tapi mungkin perasaan cinta itu tidak terlalu dalam. Saya tidak akan membahasnya terlalu detail, karena saya akan terlihat kasar, tetapi saya tidak pernah dicampakkan, dan juga, saya tidak pernah diputuskan. Saya baru saja memutuskan hubungan,” kata Eilish kepada Del Rey, melansir RollingStone, Kamis (14/6/2024).
“Saya pikir ketika orang-orang mendengarnya, mereka seperti, ‘Oh, yang kamu lakukan hanyalah menghancurkan hati seseorang.’ Tentu, tapi itu tidak berarti orang itub sama sekali tidak bersalah. Itu berarti saya seperti, ‘Oh, biarkan saya pergi dari sini.’ Atau itu berarti ada sesuatu yang tidak beres,” tambah Billie Eilish.
Del Rey pun tahu persis apa yang dimaksud Eilish, dan mengambil kesimpulan bahwa kecenderungan untuk memutuskan hubungan bisa berasal dari kebutuhan untuk lari dari realitas hubungan itu sendiri.
“Saya memberi tahu orang-orang bahwa jika mereka putus hubungan dengan saya, itu karena pada dasarnya, mereka memang menginginkannya,” timbal Del Rey pada Ellish.
“Karena mereka membuatku terpaksa melakukan itu,” tambahnya.
Menurut sudut pandang Billie Eilish, baik menjadi orang yang diputuskan atau memutuskan hubungan, keduanya memiliki rasa sakit yang berkepanjangan.
“Jelas putus sangat menyakitkan, terutama ketika Anda tidak melihatnya datang dan Anda menginginkan masa depan, dan itu sudah di luar kendali Anda,” katanya.
“Tapi sejujurnya, rasa sakit karena mengetahui bahwa Anda harus mengakhiri hungan dengan seseorang yang benar-benar Anda cintai sangatlah mengerikan,” tambahnya.
Billie Eilish dan Lana Del Rey pun sepakat bahwa menghentikan tindakan terlebih dahulu akan merampas emosional dari sudut pandang eksternal, seolah-olah pengambilan keputusan itu dianggap tidak disertai dengan rasa takut, marah, atau sedih.
“Kalian bahkan tidak boleh berkata, ‘Aku dicampakkan, jadi persetan dengan kalian. Aku menjadi gila dan bereaksi dan marah padamu. Dan aku membuat mu menjadi musuh, karena kamu putus denganku,’” jelas Eilish.
“Kamu tidak bisa melakukan itu. Anda tidak bisa menjadi korban,” tegasnya.
Mencari tahu bagaimana mempertahankan emosi-emosi ini untuk disalurkan dalam proses kraatif bermusik mengharuskan Eilish memproses emosi terlebih dahulu dalam dirinya.
Pembuatan album terbarunya “Hit Me Hard and Soft” membuat Billy Ellish menyadari bahwa “mungkin saya terobsesi dengan gagasan sikap acuh tak acuh,” dan ada ketegangan internal yang dia alami terkait cara dia mengkomunikasikan emosinya.
BACA JUGA: Ramai Kabar Pelecehan di Nickelodeon, Ariana Grande Tertunduk Sedih
“Saya lebih suka menderita dalam diam daripada memberi tahu Anda ada sesuatu yang mengganggu saya dan membuat Anda menganggap saya sensitif,” jelasnya.
Semetara bagi Lana Del Rey, proses emosionalnya dibedah oleh publik melalui musiknya. Ia berpendapat berjalan dengan kejujuran hampir selalu menghasilkan hasil jangka panjang yang lebih baik .
“Saya mendapat banyak masalah hanya karena menulis lagu tentang saya menonton pacar saya bermain video game sehingga saya merasa aneh saat mengenakan turtleneck selama 11 tahun,” kata dia.
“Tetapi hanya karena cerita kita ditulis dengan briliant bukan berarti cerita itu dibuat begitu saja. Jika saya ingin kembali dan mengatakan sesuatu yang benar-benar berbeda dibandingkan beberapa tahun yang lalu, saya dapat memberi tahu Anda dengan penuh keyakinan bahwa saya akan melakukannya dan tak akan peduli apa yang akan dikatakan orang. Satu-satunya hal adalah saya harus bersiap akan semua hasilnya,” pungkasnya.
(Dist)