Domyak Purwakarta: Ritual Sakral Pemanggil Hujan

Penulis: Aak

Ritual Domyak - Instagram Budaya Jabar
(Instagram Budaya Jabar)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

PURWAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Suara gemerincing angklung, dentuman bedug, dan tabuhan kendang mengiringi arak-arakan warga yang bergerak khidmat menuju sumber mata air. Inilah awal dari Domyak, sebuah ritual sakral pemanggil hujan asli Purwakarta yang telah mengalir dalam darah masyarakatnya turun-temurun.

Mengutip Instagram Budaya Jabar, ritual yang pada era 1920-an dikenal sebagai “buncis” ini, menjelma menjadi Domyak sekitar tahun 1990, merangkum makna “ngadogdog” (bermain dogdog) dan “rampayak” (menari).

Lebih dari sekadar tradisi, Domyak adalah cermin hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dilakukan terutama saat musim kemarau panjang melanda, ritual ini menjadi wujud permohonan tulus masyarakat agar hujan kembali menyuburkan bumi.

Keunikan dan nilai kearifan lokalnya yang mendalam mengantarkan Domyak pada pengakuan resmi: ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2019 melalui Surat Keputusan Nomor 362/M/2019.

Prosesinya adalah sebuah pentas hidup. Diiringi orkestra tradisional yang terdiri dari angklung, bedug, kendang, dan gong, para peserta menampilkan atraksi khas seperti bebelokan, momonyetan, dan seseroan. Setiap gerakan bukanlah sekadar tarian, melainkan simbolisasi harapan akan tetesan hujan yang dinantikan.

BACA JUGA

Ritual Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Siap Digelar 22 Juni di Puncak Gunung Tangkuban Parahu

Wayang Geugeus Kota Banjar: Inovasi Seni dari Jerami yang Menghidupkan Tradisi Ngabumi

Puncak keunikannya terletak pada ritual memandikan kucing. Binatang ini dipercaya kuat sebagai simbol pemanggil hujan, sekaligus menjadi metafora pendidikan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Sejak pertama kali dikenal pada dekade 1920-an, Domyak terus dirawat dan dilestarikan. Ritual tua ini bukan hanya tentang memanggil hujan, tetapi juga tentang merajut benang merah penghormatan kepada alam dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi demi generasi di Purwakarta.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
hp tidak bisa whatsapp
Daftar HP Tidak Bisa WhatsApp Lagi, Android Paling Banyak Mantan Flagship Samsung!
Gempa sesar Lembang
Gempa Sesar Lembang Mengancam, Ini Dampaknya!
Pernikahan Al Ghazali
Maia Estianty Unggah Video Haru Jelang Pernikahan Al Ghazali
Gas Alam Cair Terapung
Indonesia Akan Miliki Fasilitas Gas Alam Cair Terapung Terbesar ke-9 Dunia
Pemandian Air Panas Cikundul, Destinasi Wisata Akhir Pekan Terbaik Untuk Keluarga
Pemandian Air Panas Cikundul, Destinasi Wisata Akhir Pekan Terbaik Untuk Keluarga
Berita Lainnya

1

Pengaruh Media Sosial dalam Kehidupan Sinden

2

Fokus yang Hilang: Kesadaran Tak Lagi Menyatu dalam Perspektif Psikologi Kognitif

3

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Hongkong AVC Women’s Nations Cup 2025 Selain Yalla Shoot

4

Quantum AI dan Perang Data: Dunia Dikuasai Algoritma Bagaimana dengan Manusia?

5

Ketika Warna Memiliki Rasa dan Suara Memiliki Rupa: Eksplorasi Kognitif Persepsi Sinestesia
Headline
guru sekolah rakyat
Pemerintah Butuh 1.554 Guru Sekolah Rakyat, Bakal Diangkat Jadi ASN!
BSU 2025-4
BSU 2025 Kapan Cair? Ini Bocoran Waktunya!
Dana Hibah Diselewengkan, Empat Orang Ditetapkan Tersangka
Dana Hibah Diselewengkan, Empat Orang Ditetapkan jadi Tersangka
BSU 2025-3
Ini Notifikasi Tanda Mendapatkan BSU 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.