JAKARTA,TM.ID: Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan berkomentar banyak terkait wacana hak angket soal dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang digaungkan sejumlah politisi partai politik (parpol).
Sebagai kepala negara, kata Jokowi, dirinya enggan terlibat karena hal itu merupakan ranah anggota DPR RI.
“Itu urusan DPR, silakan ditanyakan ke DPR,” kata Jokowi di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3/2024).
Hak angket awalnya mencuat dari sejumlah politisi yang menuding adanya kecurangan di Pemilu 2024.
Salah satunya dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy.
Romy menilai, salah satu perihal yang akan disuarakan dalam hak angket adalah soal meroketnya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
BACA JUGA: Real Count KPU Terbaru: Anies-Cak Imin 24,49%, Prabowo-Gibran 58,83%, Ganjar-Mahfud 16,68%
Dia meyakini adanya ledakan suara yang tidak wajar dari suara PSI.
Berdasarkan bukti yang diklaim Romy, terdapat 19 ribu suara dari 110 TPS. Artinya, secara rata-rata ada 173 suara untuk PSI di tiap TPS.
“Kenaikan suara PSI bukan hanya tidak wajar. Melainkan juga tidak masuk akal menurut beberapa surveyor. Karena berdasasarkan perhitungan, berarti ada beberapa TPS yang suara PSI mencapai 50%,” yakin Romy melalui tulisannya di Instagram pribadinya, dikutip Minggu (3/3/2024).
Dia mengatakan, jika penyelenggara Pemilu tidak mengoreksi hal tersebut maka partainya akan mendorong hal tersebut ke dalam hak angket agar dapat diungkap dengan terang.
“Kalau ini tidak dikoreksi, PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!,” tegas dia.
Namun menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, ledakan suara PSI bersumber dari kantong-kantong pemilih Jokowi yang baru terakumulasi ke sistem perhitungan real count KPU.
“Saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi. PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat di basis suara tersebut,” kata Grace dalam keterangan pers diterima Sabtu (2/3/2024).
Grace mengingatkan, perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain. Maka dari itu dia meminta semua pihak bersikap adil, proporsional dan tidak tendensius hanya terhadap PSI.
“Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU,” kata Grace.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan real count KPU RI melalui situs https://pemilu2024.kpu.go.id/pilegdpr/hitung-suara, pada Senin 4 Maret 2024, suara PSI hingga siang menyentuh angka 3,13 persen.
Artinya, kurang dari 1 persen lagi PSI bisa memastikan kursinya di Senayan karena berhasil melewati ambang batas Parlemen 4 persen.
(Dist)