BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID –– Minyak goreng Minyakita sejak akhir tahun 2024 mulai Menghilang dari peredaran di Kota Bandung. Hal tersebut diketahui saat penelusuran yang dilakukan di Pasar Kosambi dan Cicaheum sepekan terakhir.
Berdasarkan keterangan salah seorang pedagang, stok Minyakita sangat sulit ditemukan belakangan ini, harga yang dibanderol pun sudah jauh melebihi batas standar.
Sebagai informasi, harga Minyakita di Pasar Kosambi Bandung menyentuh angka Rp17.500 per liter. Padahal menurut HET, harga Minyakita per liter hanya Rp15.700.
“Udah 3 minggu dari sebelum natal emang Minyakita sulit didapatkan. Kalau pun ada harganya udah jauh lebih tinggi dibanding pasaran,” kata Uden pedagang di Pasar Kosambi.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurrudin, mengungkapkan penyebab mahal dan langkanya Minyakita di pasaran. Selain tingginya permintaan, kondisi tersebut disebabkan karena naiknya harga CPO (Crude Palm Oil) dunia.
“Memang kalau dilihat Minyakita ini di Desember di minggu pertama itu ada kenaikan rata-rata di 8 pasar Rp16.700 per liter, minggu keempat naik jadi Rp17.600 per liter. Biasanya memang menjelang hari besar ada permintaan lebih dan ada kenaikan,” kata Ronny Ahmad Nurrudin, Rabu (8/1/2025).
Sementara di awal Januari 2025, harga Minyakita di pasaran ada di kisaran Rp17-18 ribu per liternya. Menurutnya, kenaikan harga Minyakita juga dipengaruhi naiknya harga CPO atau minyak sawit mentah dunia.
“Pertama kalau kami dapat informasi harga CPO dunia ada kenaikan, kemudian adanya permintaan yang cukup tinggi,” ucapnya
Sementara soal kelangkaan stok Minyakita di pasaran, Ronny menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Perdagangan untuk mengkaji mata rantai distribusi.
BACA JUGA: Mendag Janjikan Harga Minyakita Turun Dua atau Tiga Hari Lagi
“Kemarin kita sudah rapat kordinasi dengan kementerian terkait Minyakita dan sedang ada kajian soal rantai distribusi karena kalau kepanjangan ini berpengaruh dengan harga yang diterima masyarakat,” ujarnya
“Upaya kita kami dengan provinsi dan kementrian melakukan pengawasan soal minyakkita dan kita monitor juga pelaku usaha,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)