BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung tengah meneliti sebuah batu bertulis yang ditemukan di Kampung Cimaung, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan.
Batu tersebut diduga merupakan prasasti kuno, dan saat ini sedang melalui proses ekskavasi serta kajian arkeologis dan epigrafis lintas kampus.
Ahli Pertama Pamong Budaya Disbudpar Kota Bandung, Garbi Cipta Perdana, menyebut penelitian dilakukan untuk memastikan keaslian batu, apakah benar peninggalan sejarah atau hanya batu bertulis biasa tanpa makna historis.
“Batu ini pertama kali ditemukan tahun 1959, tapi baru dilaporkan awal 2000-an. Peneliti mulai tertarik meneliti sejak 2005, dan mulai jadi perbincangan pada 2009,” kata Garbi di Jalan Cihampelas, Kelurahan Tamansari, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga:
Misteri Prasasti Cikapundung: Jejak Sejarah Sunda Kini Dibongkar
4 Pulau Resmi Kembali Milik Aceh, Ini Potensi Bisnis dan Wisatanya
Beberapa peneliti menduga batu tersebut berasal dari abad ke-8 hingga ke-14, dengan goresan mirip aksara Sunda kuno yang berisi nilai-nilai kehidupan masa lalu. Namun, ada pula yang menilai tulisan pada batu tidak menunjukkan pola sistem aksara yang dapat dibaca.
Sejak awal Juli 2025, Disbudpar melakukan ekskavasi hingga kedalaman 150 cm. Temuan awal menunjukkan batu berada di lapisan tanah alami, yang memperkuat dugaan adanya konteks arkeologis.
Batu bertulis Cimaung ini juga memiliki simbol unik, seperti tapak kaki kecil dan bentuk menyerupai tengkorak, yang tidak umum ditemukan dalam artefak budaya Sunda.
Kajian melibatkan sejumlah ahli dari berbagai perguruan tinggi, termasuk epigraf Muhammad Al-Mulza. Disbudpar menargetkan hasil awal penelitian dapat diumumkan pada awal September 2025.
Jika terbukti sebagai prasasti kuno, batu tersebut akan dilestarikan dengan dua opsi yakni dipertahankan di lokasi temuan atau dipindahkan ke Museum Kota Bandung.
Namun, pemindahan membutuhkan pertimbangan teknis karena bobot batu diperkirakan mencapai 2,5 ton dan berada di kawasan padat penduduk.
“Penanganannya harus profesional, terlepas dari hasilnya nanti asli atau bukan,” ujarnya.
Temuan ini dinilai berpotensi menambah referensi tinggalan arkeologis masa klasik Sunda di wilayah Bandung dan Jawa Barat. (Kyy/_Usk)