BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Aliansi Cipayung Plus Kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa dengan mengusung empat tuntutan utama. Aksi ini diikuti sekitar 700 massa gabungan dari sembilan organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus, bersama sejumlah elemen BEM di Kota Bandung.
Koordinator Lapangan Aksi Cipayung Plus, M. Rafly Salam, mengatakan aksi Cipayung Plus baru digelar hari ini karena pihaknya terlebih dahulu melakukan kajian mendalam atas situasi nasional.
“Kami tidak ingin reaksioner. Kami kaji dulu isu-isu yang berkembang, lalu kami sampaikan tuntutan hari ini,” kata Rafly di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (1/9/2025).
Baca Juga:
Gegara Demo, Sidang Dokter Cabul di PN Bandung Ditunda
Gelombang Demo Anarkis, akankah Berlaku Darurat Militer? Ini Respon Wakil Panglima TNI
Dalam aksinya, Cipayung Plus merangkum empat tuntutan, antara lain:
1. Menegakkan supremasi hukum dengan menghentikan segala bentuk kriminalisasi, diskriminasi, dan pelemahan hukum.
2. Mengembalikan kedaulatan rakyat dengan memastikan kebijakan negara berpihak pada kepentingan publik, bukan elit politik dan oligarki.
3. Mendesak Presiden mencopot Kapolri, karena dianggap gagal menunjukkan keberpihakan pada rakyat dan keadilan.
4. Mendesak DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai payung hukum pemberantasan korupsi dan perampasan aset hasil kejahatan.
“Kalau Presiden serius membenahi negara ini, maka pencopotan Kapolri harus segera dilakukan. Itu bentuk tanggung jawab institusi,” tegasnya.
Aksi hari ini juga menyoroti sikap DPRD Jawa Barat yang dinilai tidak responsif. Massa mendesak Ketua DPRD Jawa Barat, Bucky Wibawa untuk hadir menemui para demonstran.
“Kalau Dewan tidak mau keluar menemui rakyat, itu bentuk ketidakbecusan. Kalau hari ini tetap tidak didengar, kami akan lakukan aksi lanjutan dengan jumlah massa lebih besar,” ujarnya.
Adapun sembilan organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus Kota Bandung antara lain GMNI, HMI, PMKRI, GMKI, PMI, IMM, Hima Persis, KAMI, dan SEMI.
Rafly menambahkan, persiapan aksi sudah dilakukan melalui konsolidasi selama tiga hari berturut-turut. Jika tuntutan tidak ditanggapi, aksi akan kembali digelar dalam waktu dekat.
“Kami tidak lagi percaya penuh pada mekanisme audiensi dengan pemerintah. Jalan satu-satunya untuk menyuarakan aspirasi rakyat adalah dengan demonstrasi,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)