CIMAHI,TM.ID : Cimahi, kota yang memiliki sejarah sebagai kota militer, saat ini sedang menghadapi beberapa isu yang perlu ditangani secara serius. Meskipun memiliki potensi yang besar, Cimahi juga menghadapi tantangan dalam berbagai aspek kehidupan kota.
Sejarah Cimahi dimulai pada tahun 1811, ketika pos penjagaan didirikan di alun-alun Cimahi. Sejak itu, Cimahi menjadi garnisun Belanda. Perkembangan berlanjut, dan pada tahun 1935, Cimahi menjadi kecamatan, kemudian berkembang menjadi kewedanaan pada tahun 1962. Akhirnya, pada tahun 1975, Cimahi mendapatkan status Kota Administratif (Kotif) dan melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001, Cimahi menjadi kota yang mandiri.
Namun, dalam konteks semiotika kota, Cimahi masih terkait dengan citra militer, yang mungkin mempengaruhi perkembangan dan identitas kota ini. Selain itu, dalam aspek sosial kemasyarakatan, Cimahi menghadapi sejumlah isu yang signifikan.
Pertama, tingkat pengangguran di Cimahi mencapai angka yang tinggi, meskipun terdapat banyak perusahaan dan pabrik di kota ini. Dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan lapangan kerja dan menciptakan peluang bagi penduduk setempat.
Kedua, kemiskinan menjadi permasalahan serius di Cimahi. Keterbatasan sumber daya keuangan menyebabkan pemenuhan gizi dan sanitasi yang kurang memadai bagi penduduk, yang juga berdampak pada tingginya angka stunting. Peningkatan upaya penanggulangan kemiskinan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat menjadi prioritas yang perlu diperhatikan.
Tak kalah pentingnya, Cimahi juga diwarnai oleh tindakan korupsi yang melibatkan tiga walikota sebelumnya, yaitu Ajay Muhammad Priatna, Atty Suharti Tochija, dan Itoc Tochija. Kasus korupsi ini merusak citra kota Cimahi yang seharusnya kaya akan sejarah perjuangan kemerdekaan. Pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang tegas menjadi hal yang tak bisa diabaikan untuk memulihkan kepercayaan publik.
Untuk mengatasi isu-isu ini, pemerintah perlu memberikan perhatian serius. Perlu dilakukan langkah-langkah konkret seperti peningkatan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, dan pemberantasan korupsi. Partai politik juga harus melakukan kaderisasi yang baik untuk menghasilkan pemimpin yang berintegritas dan berkomitmen dalam bekerja untuk kepentingan rakyat.
Cimahi memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Dengan mengatasi isu-isu yang dihadapinya, diharapkan Cimahi dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi penduduknya. Kota ini dapat menjadi contoh sukses bagaimana menghadapi tantangan dan meraih potensi yang dimilikinya. Dengan kerja sama dan upaya bersama, masa depan yang cerah menanti Cimahi.
Penulis: Faudzil Adhiem, Mahasiswa IKIP Siliwangi Cimahi, Ketua PD Hima Persis Cimahi