BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) demi mencegah kasus keracunan massal seperti yang sempat terjadi di Kabupaten Bandung Barat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Sony Adam, menegaskan seluruh dapur penyedia MBG di Kota Bandung kini berada dalam pengawasan ketat. Setiap pengelola dapur juga telah mendapatkan pembekalan mengenai standar penyajian makanan sehat.
“Sejak beberapa bulan terakhir, kami sudah menggelar penyuluhan. Materinya mulai dari pengolahan makanan higienis, pemilihan bahan pangan berkualitas, hingga kewajiban melengkapi izin operasional,” kata Sony, Rabu (24/9/2025).
Baca Juga:
301 Siswa Keracunan, MBG di Bandung Barat Dihentikan Sementara
Usai Insiden Keracunan Massal, Wamen LHK Cicipi Menu MBG di Bandung
Usai tahap penyuluhan, Dinkes melakukan pembinaan berkelanjutan. Tim kesehatan rutin meninjau dapur penyedia MBG, termasuk sekolah-sekolah penerima program. Setiap temuan yang berpotensi menimbulkan risiko langsung dikoreksi dan diperbaiki.
“Pengecekan dilakukan secara berkala, ada yang bulanan bahkan mingguan. Tujuannya agar standar keamanan pangan benar-benar dipatuhi,” ucapnya.
Sony juga menjelaskan, faktor utama yang memicu keracunan makanan biasanya berasal dari air tercemar, cara penyajian yang tidak bersih, tenaga penyaji yang abai menjaga kebersihan diri, serta penggunaan bahan pangan yang tidak layak. Karena itu, setiap kesalahan yang terdeteksi harus segera dibenahi sesuai standar kesehatan.
Sony pun menambahkan, secara umum pengelola MBG di Bandung cukup patuh terhadap aturan. Namun, tantangan terbesar program ini ada pada beban kerja tinggi, karena setiap hari mereka harus memasak dalam jumlah besar dengan waktu yang terbatas.
“Ini bukan pekerjaan ringan. Dibutuhkan kedisiplinan, kesiapan sarana, serta kualitas bahan makanan yang benar-benar terjaga,” ujarnya.
Meski penuh tantangan, Pemkot Bandung menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan. Program MBG tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga memastikan keamanan konsumsi mereka.
“Kami ingin anak-anak penerima MBG mendapat gizi yang cukup sekaligus aman bagi kesehatan,” pungkasnya.
(Kyy/_Usk)