BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gabah hasil panen petani di Kabupaten Purwakarta dapat dijual ke Bulog dengan harga 6.500 per kilogram. Harga tersebut dinilai lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh tengkulak di pasaran.
Pimpinan Cabang Bulog Subang, Djoko Purnomo, menungkapkan, harga pembelian gabah yang telah ditetapkan ini berlaku bagi seluruh petani di wilayah Purwakarta dan sekitarnya.
Djoko meminta petani untuk menginformasikan rencana panen kepada Babinsa atau kelompok petani setempat. Hal tersebut untuk memastikan kelancaran proses pembelian gabah.
Kemudian, ia juga mengungkapkan agar Bulog dapat mempersiapkan kebutuhan logistik, termasuk armada pengangkut gabah dan sistem pembayaran yang fleksibel, apakah secara tunai atau transfer.
“Kami siap membantu para petani dengan membeli gabah mereka sesuai harga yang telah ditentukan. Kami juga mengimbau agar petani memberi informasi terlebih dahulu tentang jumlah hasil panen mereka,” ujar Djoko saat panen raya di Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikutip Selasa (8/4/2025).
Sejak kebijakan ini diterapkan, ia mengarakan, Bulog Subang telah berhasil menyerap 2.784 ton gabah dari petani di Purwakarta.
Djoko menambahkan, meski ada kemungkinan harga gabah di lapangan lebih tinggi, Bulog tetap memberikan pilihan kepada petani untuk menjual ke pihak lain jika diinginkan.
“Kami tidak akan memaksakan. Jika petani mendapatkan harga yang lebih tinggi di luar sana, itu sudah rezekinya,” tegasnya.
BACA JUGA:
Dinas Pertanian Tantang Petani Karawang Panen Padi 3 Kali per Tahun
Panen Raya, Berapa Banyak Produksi Padi Kabupaten Bandung per Tahun? Cek Angkanya
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan, menyambut baik kebijakan Bulog ini.
Ia menilai, harga Rp6.500 per kilogram jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang ditawarkan tengkulak.
Dengan demikian, kata Midan, petani dapat merasakan manfaat lebih atas hasil jerih payah mereka yang telah menanam padi selama sekitar 120 hari.
“Dengan harga yang lebih baik dari Bulog, petani akhirnya dapat menjual gabah dengan harga yang lebih tinggi dan lebih layak,” katanya.
(Virdiya/Budis)