JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Menurutnya Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Indonesia kini bukan sekedar partisipan di forum global, melainkan sebagai memiliki peran utama.
Dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tampil dalam Sidang Umum PBB dan World Economic Forum (WEF) di New York, Amerika Serikat (AS). Kehadiran delegasi yang dipimpin langsung oleh kepala negara yang didampingi oleh Zulhas menjadi penanda era baru diplomasi Indonesia.
Melalui pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan global.
Zulhas menilai, pidato Prabowo yang disebut Zulhas sangat kuat dan visioner itu mencakup isu perdamaian, perubahan iklim, hingga yang paling krusial krisis pangan. Prabowo tak hanya bicara janji.
Ia mengungkapkan, pencapaian gemilang Indonesia dalam program swasembada pangan. Dalam tahun ini, Indonesia mencatat pencapaian produksi beras dan cadangan gabah tertinggi dalam sejarah. Menjadi bukti nyata, adalah keberhasilan program yang bertujuan mengamankan kedaulatan pangan nasional.
BACA JUGA:
Prabowo Pidato Tegas soal Israel dan Palestina di PBB, Muhammadiyah: Perbatasan Krusial
Maaf Prabowo pada PM Kanada hingga Pastikan Indonesia-Kanada Bersahabat
Terlebih lagi, capaian ini membawa semangat bahwa Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan, Prabowo menegaskan, Indonesia sudah mulai mengekspor beras ke negara-negara yang membutuhkan, termasuk Palestina.
“Ini menunjukkan bahwa ketersediaan pangan bukan hanya urusan dagang, tetapi juga alat diplomasi kemanusiaan yang kuat,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Disamping isu pangan, Menko Zulhas juga membawa misi penting lainnya di World Economic Forum (WEF). Melalui forum ini, ia menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong investasi hijau dan memperkuat ekonomi sirkular, khususnya di sektor pangan dan pengelolaan limbah plastik.
Pesan yang disampaikan jelas Indonesia siap menjadi pilar masa depan yang berkelanjutan, dan menawarkan diri sebagai lahan subur bagi para investor yang peduli lingkungan.
Langkah nyata lainnya nampak ketika Zulhas menyambut baik inisiatif Brasil untuk membentuk Tropical Forest Financing Facility (TFFF).
Selain dihadiri Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres itu, menjadi ajang Indonesia menegaskan tanggung jawab moralnya dalam menjaga hutan tropis.
TFFF dianggap sebagai strategi jitu untuk mengakomodir kesenjangan pendanaan konservasi melalui skema blended finance atau pembiayaan campuran.
Lebih lanjut, ia menekankan, pentingnya peran masyarakat adat dan komunitas lokal sebagai pilar utama pelestarian hutan.
Dengan menyatukan peran antar kementerian dan diplomasi yang terkoordinasi, Indonesia tak hanya mengamankan kepentingan nasional, tetapi juga mengambil peran aktif dalam membangun masa depan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.
(Saepul)