INDRAMAYU, TEROPONGMEDIA.ID — Batik Tulis Paoman, salah satu kekayaan seni khas Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terus menunjukkan eksistensinya dengan ciri khas pesisir yang membedakannya dari batik daerah lain.
Motifnya terbentuk dari perpaduan unik antara kepercayaan lokal, adat istiadat, seni, dan lingkungan kehidupan pesisir, serta dipengaruhi unsur kebudayaan asing seperti Cina, Arab, Hindu-Jawa, dan Eropa.
Mengutip laman Budaya Indonesia, batik ini telah ada sejak 200 hingga 300 tahun lalu, dengan bukti sejarah berupa batik kuno yang diwariskan turun-temurun dalam keluarga masyarakat setempat.
Keberadaannya erat kaitannya dengan sejarah Pelabuhan Cimanuk yang berkembang sejak abad ke-16. Sentra produksinya terletak di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, serta di beberapa desa seperti Pabean Udik, Terusan, Penganjang, dan Babadan.
Batik Paoman dikenal dengan sekitar 200 motif, 99 di antaranya telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Beberapa motif yang sudah dipatenkan antara lain Kembang Suket, Merak Ngibing, Iwak Petek, Lokcan, dan Kereta Kencana.
Awalnya, batik ini didominasi warna-warna tradisional seperti merah, coklat, biru, dan hijau. Seiring waktu, palet warna Batik Paoman berkembang menjadi lebih cerah, mencerminkan karakter masyarakat pesisir yang ceria dan dinamis.
Kualitas Batik Paoman telah diakui hingga pasar internasional, terutama di kalangan kolektor batik mancanegara.
Festival Budaya Indramayu 2025
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu menggelar Festival Budaya dan Penutupan Program Right Here Right Now 2 (RHRN2) bertajuk “Sora Kaum Muda, Warna Budaya: Suara Orang Muda Mewarnai Kebudayaan Indramayu” di Halaman Gedung Landraad, Alun-alun Indramayu, Jumat malam (22/8/2025).
Festival ini bertujuan menjadi ruang praktik dan diseminasi program RHRN2 di Kabupaten Indramayu, sekaligus mendorong partisipasi kaum muda dalam membawa perubahan positif bagi daerah.
Beragam penampilan seni budaya lokal menghidupkan acara, termasuk tarling, sandiwara, tari topeng, batik Paoman, dan pertunjukan bahasa tradisional khas masyarakat Dermayu.
Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin, yang mewakili Bupati Lucky Hakim, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya generasi muda Indramayu.
“Tema yang diangkat sangat inspiratif. Anak-anak muda Indramayu menunjukkan semangat kreativitas dan kepeduliannya terhadap budaya lokal. Luar biasa, generasi muda tampil lugas dan penuh karisma,” kata Syaefudin, dalam keterangan resmi, Sabtu (23/8).
BACA JUGA
KDM Murka! Barisan ASN Setda Serobot Karnaval HUT 80 Jabar
Bali Bakal Jadi Panggung Dunia! Chandi Summit 2025 Siap Satukan Pakar Budaya Internasional
Secara resmi membuka festival, Wabup Syaefudin mengajak seluruh generasi muda aktif menjadi agen perubahan dan penjaga warisan budaya.
“Kalau bukan kita, siapa lagi. Mari bersama-sama melestarikan budaya leluhur, membangun sinergi demi mewujudkan Indramayu REANG,” tegasnya.
Festival ini menjadi momentum penting bagi kaum muda Indramayu untuk meneguhkan peran sebagai pewaris dan pelindung budaya di tengah tantangan globalisasi.
(Aak)