JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Selebrasi lomba futsal siswa SD diduga berunsur provokasi, menjadi viral di media sosial. Diketahui, kegiatan itu terjadi di salah satu sekolah SMP yang ada di Surabaya, Jawa Timur.
Dari video yang beredar, beberapa pemain futsal siswa SD melakukan selebrasi kearah penonton, untuk merayakan gol yang bersarang. Dalam video tersebut, terlihat seorang siswa SD dibanting secara brutal oleh seorang pria berbaju hitam yang diduga pelatih futsal dari tim lawan.
“Pertandingan semifinal antara MI Al Hidayah dan SDN Simolawang KIP di SMP Labschool UNESA, Jalan Kawung. Pertandingan berjalan normal dan tidak ada permainan kasar dari kedua tim. Pertandingan dimenangkan oleh MI Al Hidayah dan pemainnya berselebrasi di depan penonton dan suporter sekolah,” tulis narasi yang dikutip dari unggahan video akun Instagram @surabayakabarmetro pada Selasa (29/4/2025).
Namun, tidak disangka, ada seorang pria dewasa yang menghampiri siswa SD yang sedang berselebrasi, secara tiba-tiba lalu mendorongnya.
Diketahui, pria yang mendorong salah satu siswa itu seorang pria dewasa yang diidentifikasi sebagai BAZ (33), pelatih futsal dari SDN Simolawang, terekam kamera mendorong dan kemudian membanting seorang siswa hingga terjatuh ke lantai lapangan.
BACA JUGA:
Viral Video Ujian Biologi Gambar Alat Kelamin di SMAN 1 Cililin, Ini Penjelasan Pihak Sekolah
Dibully Usai Debat dengan KDM, PDIP Jabar Siap Dampingi Aura Cinta
Korban diketahui berinisial BA (11), siswa kelas 5 dari MI Al Hidayah. Akibat tindak kekerasan tersebut, BA mengalami luka serius dan trauma psikologis.
“Korban mengalami trauma setelahnya. Kemudian dilakukan tindakan medis berupa rontgen di rumah sakit dan didapati bahwa korban mengalami sedikit keretakan pada tulang ekor,” tulis akun @surabayakabarmetro.
Video insiden ini telah memicu kemarahan warganet. Postingan yang diunggah di Instagram itu dibanjiri lebih dari 1.800 komentar, mayoritas mengecam keras tindakan pelatih dan mendesak agar kasus ini segera diproses secara hukum.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah ataupun kepolisian terkait perkembangan kasus tersebut.
(Saepul)