BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perpustakaan Freedom Institute menjadi tempat diskusi publik tentang BJ Habibie yang digelar pada pada Kamis (6/2/2025).
Dalam acara ini hadir putra pertama BJ Habibie, Ilham Habibie, juga dihadiri pembicara beken yakni:
- R. William Liddle dari Ohio State University (OSU) Amerika
- Dewi Fortuna Anwar sebagai Pengamat Politik, Goenawan Mohamad yang merupakan Budayawan
- Marcus Mietzner dari Australian National University (ANU) Australia, serta Saiful Mujani dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Masa kepresidenan Habibie yang begitu singkat (17 bulan) sering dianggap sebagai masa transisi yang sekadar formalitas—sebuah “kebetulan sejarah” belaka.
Bukankah Habibie termasuk pendukung-setia Suharto selama puluhan tahun, dengan aneka jabatan strategis, dari menteri riset dan teknologi, kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kepala Badan Pengelola Industri Strategis, hingga pejabat teras Partai Golkar? Apalagi kariernya sebagai pemimpin tidak dirintis dari karier politik, melainkan dari karier teknologi, di mana Habibie menjadi ikon teknologi Indonesia.
Seorang pakar dan pengamat politik Indonesia, R. William Liddle, menampik anggapan mainstream itu.
Dia menunjukkan dengan sejumlah bukti meyakinkan di buku ini bahwa Habibie punya peran krusial dalam membawa transisi dari era otoritarianisme Suharto ke era demokrasi.
Bahkan, Liddle menyebut Habibie sebagai presiden terbaik dalam sejarah Indonesia karena menyelamatkan Indonesia dari ancaman krisis politik-ekonomi yang dapat mengakibatkan krisis kemanusiaan yang sangat serius.
Argumen-argumen Liddle di dalam buku ini akan mengubah persepsi tentang sosok Habibie yang bukan hanya seorang tokoh teknologi yang dikenal di dunia internasional.
BACA JUGA: Biografi IIlham Akbar Habibie, Putra Sulung BJ Habibie
Lebih dari itu, Habibie layak disebut-sebut sebagai tokoh terpenting yang membawa Indonesia keluar dari era otoritarianisme ke era demokrasi.
Menurut Justin Djogo, Direktur Eksekutif Forum Dialog Nusantara, masa transisi di suasana yang mencekam saat itu, tumbuh benih demokrasi yang bertumbuh subur di 11 bulan kepemimpinan BJ Habibie.
Ini adalah tonggak sejarah politik yang seperti dibelenggu rantai dan tangan besi sang penguasa tunggal sebelumnya yang beralih ke tangan penguasa yang membersitkan suasana demokrasi nan asri dan egalitarianisme di nusantara ini.
Contoh yang paling jelas adalah pembebasan tapol dan kebebasan pers.
R. William Liddle